Indra mencengkram kuat dagu Airin, gadis itu berdesis kecil sembari memalingkan tatapannya agar tak langsung menatap Indra. "Lepaskan ... aku. Aku ... ingin tidur," pinta Airin pelan.
Indra tersenyum sinis. "Tak usah berpura-pura tak tahu. Aktingmu sangat buruk," tutur Indra. "Jujurlah. Apa kamu dalang dari semua ini? Kamu menyuruh orang lain untuk menghancurkan gedung perusahaanku, 'kan?" tanya lelaki itu dengan tatapan tajam yang dilayangkan pada Airin. Seolah-olah, tatapan Indra itu menusuk retinanya.
Airin diam-diam menelan salivanya dengan susah payah. Gadis itu menatap Indra dengan mata terbelalak. Tatapan dingin dan tajam yang dilayangkan Indra, persis sekali seperti tatapan Indra ketika mereka berdua terjebak di dalam kamar ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com