Jay mengangguk pelan. "Baiklah," pasrah lelaki itu.
Ia membiarkan Julia berjalan bergandengan bersama Pak Edward—ayah Julia. Sejak hubungannya dengan Julia putus, Julia tak lagi ramah.
Tatapan angkuh penuh kebencian itu terus tertuju tepat pada Jay seolah panas beracun yang dibidik mengenai sasaran. Setiap tatapan itu tertancap pada hatinya, benak Jay berdenyut sakit.
Jay hanya menghela nafas berat sembari menatap siluet Julia bersama Pak Edward yang nampak berbincang sembari tertawa kecil. Gadis itu nampak bahagia sekarang.
Keluarga besar Julia lalu mengikuti jejak Julia di belakang. Mereka mulai memasuki aula rumah yang begitu luasnya.
Ruangan yang telah dihias dengan apik, bunga-bunga yang dirangkai indra, jamuan dan para undangan yang telah hadir langsung menyambut kehadiran Julia sang putri calon menantu keluarga Andara.
Semua mata tertuju pada Julia. Gadis itu begitu mencolok. Senyum merekah Julia tampakkan saat mendapatkan perhatian para tamu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com