Tepat satu tahun usia putraku yang kuberi nama Aska Bagaskara. Bangkai yang telah kubungkus rapi akhirnya tercium juga.
Pagi itu Yasmin tengah sibuk berberes seluruh isi tas ranselku yang biasa aku bawa pulang' ke Bojonegoro.
Wanita itu tercekat ketika menemukan beberapa undangan pernikahan yang lupa aku berikan kepada beberapa temanku karena aku harus buru-buru pulang ke Purwodadi.
Bruak!
Yasmin melepar undangan itu tepat pada wajahku. Hingga lembaran yang menampakan fotoku dan Reza jatuh berserakan di atas lantai.
Wajah Yasmin memerah dengan netra berembun. Aku yang sedang duduk di lantai bersama Aska, putra kami segera bangkit. Kuraih tangan Yasmin dengan bahu yang mulai naik turun karena embun yang mengenang di pelupuk mata itu mulai berjatuhan.
"Yas, Mas bisa jelaskan semuanya!" ucapku memohon. Jantungku serasa hampir terlepas dari cangkangnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com