"Wow! Ini dia primadona baru."
Segerombolan pelayan-pelayan menghampiri Vania dengan wajah sinis. Benar-benar tidak bersahabat. Dan parahnya Vania tak mengerti ini karena apa.
"Kupikir primadonanya cantik sekali. Tapi kalau di lihat-lihat, kau lebih cantik, Jania. Aku tidak mengerti kenapa Tuan memilih wanita pendek lagi dekil sepertinya," komentar salah satu dari pelayanan itu sembari menilai penampilan Vania.
"Benar, sepertinya beberapa hari ini Tuan pulang dalam keadaan mabuk. Makanya dia masih agak sedikit tidak sadar begitu memilih wanita ini." Salah seorang pelayan itu juga bergumam membenarkan.
Dua wanita yang saling bicara, namun memandang kearah vania dengan begitu lekat. Mata mereka memandang ke arah Vania dengan tatapan menilai.
"Maaf, kalian bicara denganku?" tanya Vania.
Ia tak mengerti dengan para pelayan ini. Dirinya baru saja turun dari kamar Tuan pemilik rumah ini. Seperti kemaren, ia masuk dan meletakkan sarapan. Semua biasa saja. Sama seperti kemaren.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com