Qiara merenung di dalam kamar Tya. Ia memilih tinggal di rumah sahabatnya ini beberapa saat sebelum toko yang hendak ia sewa selesai seutuhnya.
Ia kembali mengingat, saat di rumah Papanya. Saat itu ia datang, masih sempat ada perdebatan di antara keduanya. Qiara bahkan hampir ingin pergi lagi dari sana saking kesalnya melihat dua orang berstatus orangtuanya tidak bisa berhenti bertengkar.
Pemicunya, apa lagi kalau bukan sang papa yang baru saja menikah lagi dengan janda muda. Membuang istri yang lain lalu mengoleksi yang baru.
Kadang Qiara ingin menghabisi nyawa papanya sendiri saking dirinya murka tiap kali papanya mengganti istri seperti mengganti celana dalam.
Semua itu sudah kenyang ia rasakan. Selama ini ia sudah sering melihat pemandangan seperti demikian. Hanya saja ia tidak bisa terima. Hari itu dia di perkenalkan dengan pria yang sama brengseknya seperti sang papa.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com