Antonio saking cepatnya jalan pria itu. Sampai ia menemukan Antonio di koridor, berdiri menghadap kaca dinding yang mengarah pada pemandangan panorama kota.
Perlahan-lahan Tya mendekatinya. Wajah pria itu begitu murung. Tampak sekali tatapan sakit hatinya.
"Antonio," panggil Tya seraya mendekat.
Dia tak bergeming. Tatapan kosongnya mengarah keluar sana. Tya jadi bingung harus mengatakan apa.
Yang bisa Tya lakukan hanya berdiri di samping pria itu. Ikut melihat apa yang pria ini perhatikan.
Sebuah sentuhan kecil, yang kemudian tiba-tiba saja melingkar pinggang Tya. Ia terperanjat kecil begitu merasakan Antonio memeluknya dan menyandarkan kepala di bahunya.
Dengan gerakan sehalus kapas Tya mengusap punggung Antoni. Membantunya merasa tenang.
"Terima kasih kamu masih mau berdiri di sampingku," bisik luruh Antonio. Tanpa sadar Tya meneteskan air mata dan mengangguk.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com