September 2006
Setelah memastikan kelompok guru itu pergi, Luna segera berlari menuju lemari kelas yang berada di sudut ruangan. Padahal tadi niatnya hanya menyuruh Rafael sembunyi di sana beberapa menit saja sampai mereka lewat. Namun siapa menyangka para guru itu malah singgah ke kelas ini dan mengobrol cukup lama.
'Lebih dari lima belas menit. Si angkuh pasti mengamuk karena di dalam kelamaan.'
Dengan panik Luna membuka pintu lemari berisi buku-buku tersebut. Dia sudah siap menerima omelan panjang lebar dari anak orang kaya itu.
Namun ternyata bukan begitu.
Luna malah melongo saat pintu terbuka. Karena bukannya menerima semburan celotehan dari Rafael, dia malah disambut dengan pemandangan yang tak biasa. Yaitu sosok Rafael yang tampak tertidur di dalam sana dengan memeluk buket bunga mawar putih tadi di pangkuannya.
Luna tak bisa menahan senyumannya, walau tentu saja harus menahan tawa.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com