"Ya… karena apa saja. Terutama… karena pembicaraan kita di malam pertama kita sampai di sini? Saat saya tanya lagi mengenai hubungan kamu dan Gino, karena kalian sangat dekat. Masalahya kan saya nggak bisa minta maaf secara langsung pada kamu. Saya hanya mengirimkannya melalui chat singkat keesokan harinya?"
Luna menghentikan pekerjaannya itu untuk sejenak. Ia lantas melirik sosok Rafael, di mana seperti biasanya pria itu selalu memasang ekspresi andalannya. Sebuah ekspresi yang datar seakan tanpa emosi.
Mau bagaimana lagi? Luna merasakan kekaguman di dalam hatinya. Pasalnya dia tak menyangka akan mendengar hal itu dari pria paling dingin dan angkuh yang pernah ditemuinya itu. Apalagi dalam keadaan amnesianya sekarang, di mana dia cukup kesulitan mempercayai orang-orang di sekitarnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com