webnovel

PEMBUNUHAN PERTAMA

Mungkin ini karena hujan di luar sana yang memberikan rasa tenang dan damai. Kau tahu bukan, bagaimana hari hujan membuatmu menjadi sedikit lebih vulnerable mengenai apa yang kau rasakan dan bagaimana kau menjadi lebih mudah untuk menunjukkan sisi lemahmu di saat suasana seperti ini.

Sisi yang sebelumnya tidak pernah kau tunjukkan atau pun sisi yang tidak pernah orang lain sadari sebelumnya.

Dan bagi Jayden dan Apple, saat magic itu adalah saat ini. Ketika Jayden sedang berada di dalam kondisi terendahnya dan sangat vulnerable, dan juga saat Apple terlihat jauh lebih tenang daripada biasanya.

"Kau pernah meminum obat ini?" Jayden menebak, saat Apple mengatakan kalau dia mengetahui obat apa yang dia minum.

"Hm," jawab Apple dalam sebuah gumaman.

"Apa yang terjadi?" tanya Jayden, dia dapat merasakan kalau rasa pusing yang menerpa kepalanya mulai berkurang, tapi dia merasa sedikit sluggish setelah meminum obat tersebut, ini adalah efek yang tidak dia sukai, terutama karena nanti malam akan ada hal besar yang akan mereka lakukan.

"Aku tidak tahu kalau ayahku pernah membicarakan mengenai ibuku padamu atau tidak," ucap Apple memulai.

"Bisa kupastikan padamu kalau dia tidak pernah membicarakan hal ini padaku." Jayden menggerakkan tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan pembicaraan ini. Entah kapan terakhir kalinya dia memiliki pembicaraan seperti ini. "Aku baru mengetahui keberadaanmu ketika Pyro terluka."

"Sudah kuduga," gumam Apple sambil mengangguk- anggukkan kepalanya. Dia lalu menatap Jayden dengan sorot mata yang terlihat tenang dan nyaman. "Ayahku dan ibu tidak pernah menikah, the truth is, aku ada karena suatu kesalahan di antara mereka berdua."

"Oh, aku tidak tahu kalau Pyro memiliki sisi liar pada wanita juga, kupikir dia adalah tipe yang konservatif." Jayden lalu mengangkat tangannya ketika melihat tatapan lembut Apple berubah menjadi sengit. "Lanjutkan."

"Ibuku mengandungku dan ayah mengetahuinya, tapi karena ibu berkata dia menginginkanku maka ayah hanya mengunjungiku sesekali, lagipula dia banyak menghabiskan waktu di luar bersama dengan keluargamu." Apple mengingat kejadian tersebut dengan sangat baik, bagaimana ayahnya akan sangat jarang mengunjungi dirinya.

Secara kasarnya, Pyro memberikan uang yang sangat banyak pada ibunya untuk merawat Apple dan juga mengcover seluruh pengeluaran.

Bisa dikatakan kalau uang yang diberikan Pyro lebih dari cukup untuk menghidupi Apple dan ibunya. Dia bahkan membelikan rumah yang cukup besar untuk mereka berdua.

"Hanya saja, ketika aku berumur sembilan tahun, ibu bertemu dengan pria lain dan dia mulai bersikap berbeda. Dia berjudi dan hampir selalu mabuk."

Jayden mendengarkan dengan sabar dan membayangkan apa yang Apple rasakan saat ini.

"Pria itu memukulmu?" tanya Jayden.

"Ya," jawab Apple singkat, tidak ingin menjelaskan dengan rinci mengenai kejadian tersebut.

Pria itu memukulnya dan ibunya bila dia tidak diberi uang untuk berjudi dan membeli minuman. Dan kejadian itu berlangsung selama bertahun- tahun.

Pyro tidak tahu karena dia jarang datang ke rumah tersebut dan tidak ada orang yang memberitahunya akan hal tersebut.

"Aku bertemu dengan Kyle di usia lima belas tahun dan menjalin hubungan dengannya selama lima tahun karena dia lah yang membantuku ketika kekasih ibuku mulai memukuliku," ucap Apple dengan suara yang pelan.

"Dia terdengar seperti pria yang baik. Apa kau yakin mereka pria yang sama yang kutemui belum lama ini?" tanya Jayden. "Mungkin dia terlalu banyak berkelahi sehingga merubah pribadinya?"

Apple memutar bola matanya. "Tentu saja mereka pria yang sama."

Tapi, satu hal yang Apple bisa tarik kesimpulan dari apa yang terjadi pada dirinya selama ini adalah; alcohol selalu mampu merubah perilaku seseorang.

"Dua tahun terakhir dia berubah menjadi kasar dan bersikap lebih seperti kekasih ibuku."

Dan setelah itu, Jayden tidak membutuhkan detail yang lengkap mengenai apa yang terjadi sampai Apple membutuhkan obat penenang tersebut.

Jadi, bisa dikatakan kalau Kyle adalah penolongnya, tapi juga orang yang telah memberikan Apple mimpi buruk ke dua setelah kekasih ibunya.

Sementara Pyro baru mengambil Apple ketika dia berusia tujuh belas tahun dan memisahkan dirinya dengan ibu serta pria tersebut.

Tentu saja cara yang Pyro gunakan bukanlah sebuah bujukan, melainkan ancaman, karena mereka menganggap kalau Apple sebagai sumber pendapatan mereka, dimana Pyro hanya akan memberikan uang untuk putrinya saja.

"Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Apple diakhir ceritanya yang singkat tersebut, sementara di luar sana hujan turun semakin lebat dan langit semakin gelap, tapi mereka berdua tampaknya semakin nyaman dengan satu sama lain.

"Tidak ada hal yang spesifik terjadi padaku." Jayden mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. "Aku terlahir kaya, tampan dan mewarisi perusahaan nomor satu di negeri ini. Memiliki ibu dan kakak perempuan yang cantik dan ayah yang galak dan sedikit ambisius. Kurasa aku mewarisi sifat ini dari ayahku." Dia berpikir sejenak. "Ya, aku mewarisi sifat tersebut dari ayahku." Dia menegaskan.

Apple memutar bola matanya dengan dramatis ketika mendengar pernyataan arogan dari Jayden. "Apa yang terjadi ketika kau berusia lima belas tahun?"

Mereka berdua tahu apa yang Apple maksudkan mengenai kejadian tersebut.

Ada keheningan yang melingkupi mereka berdua, sementara di luar sana petir dan kilat saling menyambar.

Pada awalnya, Apple pikir Jayden tidak akan mengatakan apapun dan akan mengalihkan topik tersebut,t tapi setelah beberapa saat dia mulai bicara.

"Mereka menyekapku di salah satu kargo untuk dijual." Jayden mengalihkan perhatiannya dari Apple da menatap ke arah tembok. "Ya, aku hampir saja menjadi korban perdagangan manusia yang dilakukan oleh organisasi tersebut kalau bukan karena salah satu dari mereka menyadari kalau aku adalah putra dari keluarga Tordoff."

"Mereka meminta uang tebusan sebagai gantinya?" tanya Apple.

"Ya, kau bisa mengatakannya seperti itu. Mereka meminta nominal yang tinggi untuk itu," jawab Jayden. "Tapi, ketika uang sudah mereka dapatkan, mereka tidak melepaskanku."

Lalu Jayden mengalihkan perhatiannya pada Apple dan menyeringai. "Kurasa kau tahu apa yang terjadi setelahnya.

Ya, Apple tahu apa yang terjadi, dia mendengarnya dari ayahnya. "Kau melakukan pembunuhan pertamamu."

"Kau benar," jawabnya ringan.