webnovel

KAU BISA MEMBAWAKU

"Apple… Apple?" panggil Jayden ke alat komunikasinya ketika dia tidak bisa menangkap apa yang Apple katakan.

"Ada apa?" tanya Misha, dia kemudian menembak seorang pria yang berada dalam jarak tembaknya dengan sangat tepat, lalu mengalihkan perhatiannya pada Jayden.

"Komunikasiku terputus dengan Apple," jawab Jayden dengan suara pelan. Dia tidak lagi terlihat easy going ketika menyadari hal tersebut. "Sepertinya dia sudah terlalu jauh."

Dibutuhkan sinyal khusus yang kuat bila kau berada di tengah lautan dan Apple sepertinya berada terlalu jauh untuk dijangkau sinyal ini.

Misha yang mendengar itu mengalihkan perhatiannya ke arah pelabuhan. "Sepertinya kita harus segera mengejarnya sebelum benar- benar kehilangannya."

Dan sebelum Misha selseai berbicara, Jayden telah bergerak maju dan menembakkan senjatanya dengan membabi buta pada musuh- musuh mereka.

Hilang sudah sikap kekanak- kanakkan dan jenaka yang tadi dia tunjukkan ketika berbicara dengan Apple, karena sekarang yang terlihat adalah bagaimana dia mengeksekusi musuh- musuhnya dengan sangat mulus bahkan tanpa menunjukkan ekspresi wajah sama sekali, seolah ini bukanlah hal besar baginya.

Memang, bisa dikatakan kalau ini bukanlah hal yang asing bagi kehidupan Jayden yang mana, dia jauh lebih terbiasa dengan organisasi gelapnya ketimbang menjadi seorang pebisnis dari keluarga Tordoff.

Misha mengikuti Jayden dari belakang karena sepupunya itu bisa saja bersikap ceroboh dan malah membahayakan dirinya sendiri.

Tapi, ada hal yang mengganggu Misha.

"Tidakkah kau pikir kalau misi kita kali ini sangatlah rahasia? Lalu bagaimana mereka mengetahui kalau kita berada di sini?" tanya Misha pada Jayden.

Jayden tentu telah menyadari hal tersebut di detik pertama mereka disergap. "Kita akan mencaritahu mengenai hal tersebut nanti."

Setelah itu mereka bergerak lebih jauh lagi dan mendapatkan sosok tubuh pria yang telah bersimbah darah, hanya saja, pria itu tidak mati karena peluru yang ditembakkan, melainkan seseorang telah menusuknya dengan pisau dan menyayat lehernya.

Misha mengerutkan kening ketika melihat bagaimana kematian menjemput pria tersebut. "Kurasa aku sudah mendapatkan jawabannya."

"Yah," Jayden menanggapi. "Apple sedikit ceroboh dalam tugasnya…"

Sepertinya orang- orang ini telah menemukan mayat pria itu terlebih dahulu, sehingga mereka menyadari kalau ada seseorang yang tengah mengincar tempat tersebut, yang mana akhirnya membuat mereka waspada dan berhati- hati.

Tubuh orang yang telah mereka bunuh telah membuat mereka waspada.

"Kurasa dia terburu- buru untuk menyingkirkan pria ini."

"Atau dia terlalu kurus untuk menyingkirkan tubuh pria ini yang besar," Jayden menambahkan.

Dan apapun itu, mereka harus dealt with this situation secepatnya sebelum mereka benar- benar kehilangan Apple.

=================

Setelah mengajukan beberapa pertanyaan, Apple lalu membaur dengan para tawanan lainnya, dia juga melepaskan jaketnya yang terlalu mencolok, para pria itu akan segera menyadari kalau dia bukanlah bagian dari tawanan yang mereka miliki saat melihat jaket tersebut.

Kini, Apple hanya mengenakan kaos abu- abu lusuh dan celana jeans dengan warna senada, dia sengaja mengacak- acak rambutnya agar bisa terlihat seperti anak- anak disekitarnya, sambil berusaha untuk dapat mendapatkan kontak lagi dengan Jayden, tapi ternyata usahanya sia- sia. Dia kehilangannya.

"Ada apa?" tanya gadis di samping Apple yang terlihat baru saja menginjak usia sepuluh tahun. "Apakah bantuan akan datang?"

"Ya, tentu saja," jawab Apple dengan pasti. "Mereka akan datang membantu kita." Jayden tidak akan mungkin meninggalkannya di sini. Well, kecuali kalau dia tertembak dalam situasi yang tengah dia hadapi, maka barulah Apple akan panik.

Mereka semua kemudian kembali terdiam, hanya suara deburan ombak di luar sana yang dapat terdengar, mengayun- ayunkan kapal ini.

Mungkin, seperti inilah yang Jayden rasakan ketika dia menjadi bagian dari tawanan ini dua belas tahun lalu. Sepertinya, ini adalah asal mula dari trauma yang dia rasakan.

Perasaan terkurung dan tidak berdaya, serta terombang- ambing di tengah laut lepas yang membuatnya sangat frustasi.

Tapi, sepertinya butuh lebih daripada situasi seperti ini untuk membuat pria yang keras kepala seperti Jayden bertekuk lutut dan mengalami luka batin yang dalam.

Hanya saja, Jayden sepertinya masih enggan untuk terbuka mengenai hal tersebut.

Saat mereka semua terdiam, saat itulah mereka dapat mendengar suara langkah kaki di koridor. Sepertinya, salah satu dari penjaga tersebut memutuskan untuk turun dan memeriksa tawanannya.

Well, ini bisa menjadi sesuatu yang gawat, kalau mereka menyadari Apple berada di sana dan dia bukan bagian dari mereka.

Dengan cepat, Apple bergerak ke belakang anak- anak dan remaja ini, menutupi dirinya sendiri, ketika pintu ruangan ini terbuka setelah bunyi kunci beberapa kali.

Dan ketika pintu terbuka, dapat terlihat seorang pria yang berusia sekitar tiga puluh tahun berjalan masuk dan mulai mengoceh sesuatu dalam kondisinya yang sudah setengah mabuk.

Dia berjalan dengan mata yang menatap tidak fokus pada tawanan di sana dan tersenyum, menyeringai dengan sangat mengerikan pada mereka, membuat mereka semua mengerut ketakutan, tapi sepertinya itu tidak masalah bagi pria tersebut karena dia terlihat menikmati ketakutan mereka.

"Kemarilah, aku tidak di sini untuk menyakitimu," ucap pria itu, dia lalu berjalan ke seorang gadis remaja yang berusia sekitar enam belas tahunan dan meraih pergelangan tangannya dengan sangat cepat, membuatnya berdiri dan agar dia dapat melihat wajahnya dengan lebih jelas.

Gadis muda itu meronta, berusaha membebaskan diri, tapi pria itu terlalu kuat untuk dirinya, sementara gadis- gadis lainnya menjauh, mengalihkan tatapan mereka, tidak ingin menarik perhatian pria mabuk tersebut.

"Wow, sayang sekali kalau mereka harus memotong tubuhmu untuk mendapatkan organmu…" dia bergumam, tapi kata- katanya tentu saja terdengar sangat jelas bagi Apple.

Mereka tidak memperjual belikan anak- anak ini, tapi memperjual belikan organ tubuh mereka?

Apakah Jayden mengetahui hal ini? Apakah asumsi mereka selama ini salah? Sepertinya, organisasi ini jauh lebih mengerikan daripada yang bisa Apple bayangkan.

Dia tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi pada anak- anak ini kalau Jayden tidak memutuskan untuk sangat berambisi terhadap organisasi ini.

"Bawa aku saja," ucap Apple ketika pria itu hendak menyeret gadis tersebut keluar dari dalam ruangan itu untuk melakukan apa yang dia suka. "Bawa aku saja dan lepaskan dia," Apple menegaskan kata- katanya lagi.