webnovel

Kenalan?

Deru motor besar milik gadis itu seketika menjadi pusat perhatian di tempat parkir sekolah. Seluruh siswa yang berada di tempat parkir tersebut seketika menoleh ke arah gadis itu.

Siswa-siswa yang melihatnya dibuat penasaran dengan wajah gadis itu. Kini ia menjadi topik pembicaraan di halaman parkir tersebut.

"Itu siapa sih? Baru kali ini gue liat cewek pakai motor besar."

"Biar gue tebak! Pasti mukanya sangar!"

"Wagela! Ini dia yang gue cari, beda dari yang lain!"

Gadis itu pun melepaskan helm dan hoodie yang dikenakannya. Siswa-siswa yang berada disana dibuat terkejut dengan wajah gadis itu.

"Anjir! Gue salah tebak ternyata!"

"Wagelaseh! Beningnya bukan main!"

"Cantik amat, Neng!"

"Beuhh, kalau cewek yang bening-bening gini sudah pasti jadi incarannya si David."

Masih banyak lagi ocehan yang keluar dari mulut siswa-siswa tersebut. Namun, gadis itu mengabaikannya dengan wajah cuek dan mata sinisnya.

🌷🌷🌷

~Symphony no.5 Beethoven ~

Musik klasik selalu menemani hari-harinya. Begitu pula yang saat ini sedang ia nikmati menggunakan earphone yang ia kenakan. Sambil mendengarkan musik klasik, Raffa berjalan melewati koridor sekolah itu.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan seseorang yang memegang pundaknya sambil memanggil namanya. "Raffa,"

Raffa pun terkejut lalu menoleh ke sumber suara sembari mematikan musik klasik yang didengarnya. "Eh?"

"Lo Raffa kan?" tanya pria itu.

"Iya, gue Raffa. Lo kenal gue?" tanya Raffa.

"Enggak sih, gak kenal. Eh, belum kenal maksudnya. Ini tadi nametag lo jatuh waktu lo ngelepas Hoodie"

"Oh, makasih." Raffa berucap lalu kembali berjalan mencari kelas XI IPS Tiga.

"Cuek banget," ucap pria itu.

Raffa menoleh ke belakang dengan tatapan sinis. "Oh gue tahu apa yang lo mau," ucap Raffa sambil melepas earphone-nya lalu memasukkannya ke dalam tas yang ia kenakan. "Mau kenalan sama gue?"

SKAKMAT!

Pria itu mematung sekejap lalu tertawa kecil "Hehe, iya. Gue mau kenalan. Nama gue David Ardyal Mauriz. Panggil aja 'Sayang'. Eh... Maksudnya panggil aja David."

"Oh, David. Gue Raffa Kusuma Widya. Panggil aja Raffa," ucap Raffa.

"Btw, lo mau kemana?" tanya David.

"Kelas XI IPS Tiga. Te—" David memotong pembicaraan Raffa.

"Ayo gue temenin!" ucap David lalu menggandeng tangan kanan Raffa.

🌷🌷🌷

"Ini kelas baru lo. Lo jangan mau temenan sama 'Mak Lampir' itu, sok cantik! Cewek cantik itu temennya sama cewek yang baik bukan yang kayak Mak Lampir," celetuk David sambil menunjuk gadis yang sedang bernyanyi tak karuan di dalam kelas itu.

"Oh, Nada?" ucap Raffa lalu tersenyum sinis.

"Kamu kenal Nada?" tanya David.

"Gue satu rumah sama si 'Mak Lampir', " ucap Raffa.

"What The—? Seriusan?" tanya David.

Raffa memutar bola matanya malas."Serius! Dia numpang dirumah gue. Tapi, gayanya berasa jadi Ratu."

"Gimana ceritanya? Bisa numpang gitu? Nada sering bilang dia punya ini itu, otomatis kan dia orang kaya." celetuk David

"Nanti aja gue ceritain kalau ada waktu!" ucapnya dengan nada kesal.

David menatap mata Raffa seakan-akan dia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama.

Raffa melambai-lambaikan tangannya di depan matanya."Hei!"

Ini orang kesambet atau gimana sih? batin Raffa.

"David?" ucap Raffa sembari memetik jarinya.

Masih belum tuntas juga David melihat mata Raffa, Raffa pun meniupkan nafasnya ke wajah David secara perlahan. "Fhuuu...."

"Permen karet rasa strawberry." ceplos David.

"Lo kesambet apaan sih barusan?" tanya Raffa dengan wajah heran.

"Eh, Enggak kesambet. Gue cuma liat mata lo doang, bagus," ceplos David.

Raffa menaikkan alis mata kirinya."Mata lo juga bagus,"

Dipuji gini doang gue udah terbang astaga! Ternyata gini ya rasanya dipuji!, batin David

"Karena mata lo ciptaan tuhan makanya gue bilang mata lo bagus, coba aja mata lo yang nyiptain hantu, serem kan jadinya? Gitu juga sama mata semua orang, indah dan berhak dipandang," ucap Raffa.

Yaelah, gue kira mata gue doang yang dianggap bagus sama dia ternyata bagi dia semua sama. Baru juga terbang udah jleb aja, batin David.

Lonceng masuk pun berbunyi. David segera meninggalkan Raffa untuk pergi ke kelasnya.

"Yaudah gue mau ke kelas dulu, fighting murid baru!" ucap David lalu mencubit pipi Raffa

"Eh, ini buat lo. Tadi Lo bilang permen karet rasa strawberry," ucap Raffa sambil memberikan sebuah permen karet untuk David.

"Ha? Makasih, bye." ucap David lalu berlari menuju kelasnya.

Raffa melihat seorang guru berusia muda dengan rambut di sanggul modern menuju kelasnya. Ia pun langsung merapikan baju dan rambutnya lalu memasukkan Hoodie miliknya ke dalam tas yang ia kenakan.