webnovel

My dokter saranghae

Ada seorang Dokter berasal dari New Zealand , di pindah tugaskan ke Indonesia untuk mencari seseorang. Seseorang itu bernama Krystal , yg notabe nya adalah ibu kandung malaikat kecil kesayangan Jennie bernama Kevin Sanjaya Sampai di suatu malam saat hujan turun deras , mereka bertemu dan saling jatuh cinta Banyak rintangan yg mereka berdua hadapi , dari suka mau pun duka mereka jalani bersama. Sampai suatu hari , ayah Jennie mengancam dan membuat hubungan mereka kandas. lalu berakhir dengan perpisahan yg menyakitkan. Sampai akhirnya Jennie mengalami depresi berat atas kehilangan kekasih nya itu yaitu Lisa.

Babynami99 · LGBT+
Peringkat tidak cukup
54 Chs

Chapter 30

Sementara itu di Rumah Sakit lain , Jennie mulai tersadar dari pingsan nya yang di sambut baik oleh Irene yang duduk di samping nya.

"Minum dulu Jen " ucap Irene sambil menyodorkan segelas air ke Jennie , setelah membantu gadis bermata kucing itu untuk duduk di kepala bansal.

"Aku kok bisa ada di Rumah Sakit sih Rene , memang tadi aku kenapa? " tanya Jennie saat ia sadar , ruangan di sekitar nya mirip dengan Rumah Sakit. terlebih lagi bau obat-obatan yang menyengat memperkuat alibi nya itu

"Tadi kau ketabrak Jen , tapi syukur lah. pelakunya mau bertanggung jawab , terlebih lagi Dokter juga mengatakan bahwa kau sudah tidak apa-apa dan boleh pulang nanti malam " jawab Irene setelah ia menaruh gelas air yang baru saja di minum setengah oleh Jennie tadi ke tempat nya semula

"Syukur lah kalau begitu"

"Eh tapi , aku ada berita baik untuk mu Jen" sahut Irene dengan antusias menceritakan tentang apa yang ia ketahui

"Apa itu?? "

"Kita sudah menemukan Krystal Amalia Jen , iya. orang yang kita cari sejak tadi kini dia ada di sekitar kita "

"Maksud kamu apa sih Rene , aku tidak mengerti sumpah "

"Begini loh Jennie Ruby , ternyata yang menabrak mu itu adalah suami dari Krystal. orang yang kita cari selama ini , tapi aku masih belum yakin seratus persen sih jika dia adalah Krystal Amalia. ibu kandung dari Kevin mu itu , tapi tadi pria yang menabrak mu itu memanggil istri nya dengan sebutan Krystal Amalia"

"Terus dia ada di mana sekarang Rene , aku harus bertemu dengan nya "

"Mereka sedang pergi mencari makan siang Jen , nanti juga akan kembali ke sini"Jennie bernafas lega mendengar nya

" Syukur lah , ku harap dia benar-benar orang yang kita cari ya Rene"

"Yah.. , kita berdo'a saja bahwa itu benar Jen. ouh iya , kau lapar tidak? tadi sebelum kau sadar ada Suster yang datang memberikan bubur ini pada mu "kata Irene membuat Jennie mengangguk pelan sebagai jawaban nya , meski ia tau bubur Rumah Sakit itu hambar. dan tidak dia suka , tapi berhubung ia sedang lapar jadi tak apa lah untuk saat ini makan bubur hambar lebih dulu. toh.. setelah ia keluar dari Rumah Sakit nanti dia bisa makan sepuasnya.

Setelah selesai makan dan membayar semua makanan yang telah mereka makan , Lisa dan Chacha kembali ke ruang inap VVIP milik Lisa. dengan langkah perlahan Chacha bersendawa sambil memegangi perut nya yang sedikit buncit akibat terlalu banyak makanan yang masuk ke dalam perut nya.

"Ah.. , kenyang nya aku Lis. sering-sering lah traktir aku makan kayak tadi ya Lis , biar aku selalu kenyang jika terus di kasih makan seperti tadi " kata Chacha yang di balas gerlingan malas dari Lisa

"Kau yang enak makan , aku yang bakal bangkrut lama-lama jika terus memberikan mu makan sebanyak tadi "

"Ya elah Lis , Om Jarwo kan kaya tujuh turunan tuh, pasti uang Papa mu itu tidak akan habis meski kasih aku makan secuil seperti tadi " kata Chacha dengan nada sedikit menyindir langsung di hadiahi tatapan tajam dari Lisa

"Secuil endas mu , kau tadi menghabiskan dua puluh mangkuk porsi bakso sendirian Chacha . dan kau bilang itu SECUIL hah?? " kata Lisa dengan sedikit menekan kan kata secuil di akhir kalimat nya

"Hehehe , ya maaf Lis. habis nya itu bakso enak banget sih Lis , dan kau kan tau kalau perut karet ku ini tak akan bisa kenyang jika makan dua porsi saja. jadi ya.. gitu , nambah lagi dan lagi. hehehe" lagi-lagi Lisa memutar bola mata nya malas mendengar kalimat klasik yang selalu sahabat nya itu ucapkan ketika mereka sedang membahas soal makanan

Namun di pertengahan jalan tiba-tiba langkah Lisa mulai melambat , Chacha yang sadar akan hal itu ikut memperlambat langkah nya juga.

"Lisa , are you okay ? "tanya Chacha yang di balas anggukan kecil dari Lisa

"I'am oke Cha , hanya kepala ku pusing saja sedikit " Chacha yang mendengar jawaban dari sahabat nya itu langsung menggiring Lisa untuk duduk di salah satu kursi tunggu di dekat mereka

"Duduk dulu di sini ya , aku akan mencari kursi roda dulu untuk mu " ucap Chacha setelah mendudukan Lisa di kursi tunggu , ia langsung berlari sangat kencang mencari kursi roda secepatnya.

"Astagfirullah , kenapa malah jadi mimisan sih " eluh Lisa saat cairan berwarna merah itu keluar dari lubang hidung nya , ia pun mendongakan kepala nya ke atas agar darah itu bisa berhenti mengalir.

Sampai ada seorang pria yang datang menghampiri nya

"Pakai ini , untuk menyumbat darah mu" ucap Pria tersebut menyodorkan sehelai tisu di tangan nya

"Terima kasih " kata Lisa menerima dengan sangat baik tisu itu karena ia benar-benar membutuhkan benda itu untuk memperhambat mimisan nya ini

Setelah beberapa saat kemudian mimisan itu berhenti dan pria itu tersenyum tulus kepada Lisa sebelum akhirnya ia pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun

"Hey tunggu , nama mu siapa? " tanya Lisa dengan sedikit menaikan nada suara nya berhasil membuat pria itu menghentikan langkah nya dan berbalik arah ke belakang

"Justin , kau bisa memanggil ku seperti itu " teriak pria itu lalu kembali melanjutkan perjalanan nya kembali

"Justin , nama yang bagus " gumam Lisa memandang punggung pria yang telah menolong nya tadi , kini sudah semakin jauh dari penglihatan nya.

Saking fokus nya pada pria itu , Lisa sampai tidak sadar jika Chacha telah kembali membawa kursi roda untuk nya.

"Lihat apa sih Lis , kayak nya serius amat dari tadi"tanya Chacha berhasil membuat Lisa terkejut , pasal nya bukan hanya suara dari gadis berpipi Chipmunk itu saja yang membuat nya terkejut. tapi juga jarak wajah kedua nya yang terlalu dekat hingga bahkan bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain

" Astagfirullah Cha , kau ingin aku mati lebih cepat ya"sentak Lisa malah membuat Chacha terkekeh pelan dan menjauhkan wajah nya dri Lisa

"Ya enggak lah bego , kalau kau mati nanti tidak ada yang bakal mentraktir ku makan lagi nanti "

"Makan terus " ledek Lisa berhasil membuat Chacha melepas kan tawa nya cukup keras

"Hahahaha , tidak makan. tidak akan bisa hidup Lis"

"Ya ya ya , terserah mu saja lah. cepat bantu aku duduk di kursi roda itu "

"Merintah mulu , berani bayar berapa kau menyuruh ku?" tantang Chacha dengan sedikit bercanda membuat Lisa mendelik kesal ke arah nya

"Please deh Cha , jangan bercanda lagi "

"Hahaha , ya iya dah maaf -maaf ndoro"ucap Chacha mulai membantu Lisa untuk duduk di kursi roda

" Kau kira aku ini kanjeng ratu apa , sampai di panggil ndoro segala "

"Hahahaha , kau kan emang kanjeng ratu Lisa. lebih tepat nya kanjeng ratu dalam mimpi mu , hahaha" ledek Chacha di balas gerlingan malas dari Lisa

"Terserah kau lah Cha , terserah "

"Hahahaha "