"Gimana Rey, Chilla nya udah bangun" tanya Kailla kepada Reyhan
"Bunda tenang aja. Beginian mah gampang" jawab Reyhan dengan sombong
Kalila terkekeh mendengar jawaban Reyhan "Bunda tuh bersyukur Chilla ada pawangnya kaya kamu Rey. Tuh anak emang bandel nya pake banget. Sabar sabar aja ya Rey ngadepin sikap Chilla"
"Tenang aja bun Rey udah biasa ngadepin Bhocill"
"Bunda enak aja bilangin Chilla ada pawangnya. Emang Chilla ular apa. Ih ngeri banget. Tapi kalo Chilla ular berarti bunda juga ular dong" ujar Chilla yang sedari tadi mendengar perkataan Kailla dan Reyhan
"Hust ngomongnya"
"Ya bundanya duluan"
"Emang bener kan kata bunda kalo kamu tuh bandel"
"Bandel dari mana nya bun? Perasaan Chilla ngak deh bun"
"Terserah. Ayok Rey kita sarapan dulu" ajak Kailla kepada Reyhan untuk sarapan diruang makan.
"Ish sebenarnya anak bunda aku apa dia sih" ujar Chilla pelan dan mengikuti langkah kedua orang didepan nya.
*
Skip sekolah
Setibanya Reyhan dan Chilla di SMA Sinar Bangsa, keduanya berjalan beiringan menuju kelas masing masing yang bersebelahan.
Disepanjang perjalanan Chilla tak berhenti mengoceh tak jelas dengan Reyhan, sedangkan Reyhan hanya menanggapi seadaanya saja.
Setibanya di depan kelas Chilla "Gue duluan, nanti pulang jangan tinggalin gue."
"Iya Bochill pendek."
"Jangan panggil gue Bochill lagi!" ujar Chilla gereget.
"Hahaha lo gemesin kalo lagi kesel, jadi pengen gue celupin ke kolam belakang sekolah" tawa Reyhan.
"Garing tau ngga lo" sinis Chilla.
"Jan sinis-sinis lo ma gue, ntar suka lagi" ujar Reyhan dengan sikap sok gantengnya.
"Bye, jangan kangen ma gue ya"
"Pede amet, engga bakal gue kangen sama lo"
"Engga usah malu malu deh. Gue tau kok luar dalem lo gimana"
"Sok tau!" lalu Reyhan meninggalkan Chilla didepan kelasnya
Setelah Chilla melihat Reyhan masuk kedalam kelasnya, Ia pun juga masuk kedalam kelasnya sendiri.
Chilla duduk dibaris kedua paling belakang bersama Fanella Adelia Gerraldi.
Walaupun sudah hampir setahun Chilla dan Nella duduk bersama bukan berarti mereka dekat.
Fanella adalah gadis pendiam dan cuek terhadap lingkunganya. Selama ini interaksi mereka dua hanya sekedar mebahas tugas saja.
Bukan Chilla yang tidak mau berteman tetapi Nella yang selalu menutup diri.
Seperti biasa setelah duduk di bangkunya. Chilla memilih menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangganya yang berada diatas meja, sedangkan Nella memilih membaca novel miliknya.
Setelah Chilla hampir terlelap, Ia mendengar suara tamparan dan teriakan seseorang.
'pak'
"LO BISA NGGA, ENGGA USAH KEGATELAN SAMA COWO GUE"
Orang yang berteriak dan menampar Fanella adalah Karissa Gerraldi, yang bukan lain adalah kakak tiri dari Nella bersama dengan teman-temanya Fransiska Noleva, dan Anya Nindia.
"Maksud kakak apa?" tanya Nella dengan pelan sambil memenggang pipi sebelah kiri nya yang memerah bekas tamparan Karissa.
"Lo tanya maksud gue apa?.. Engga usah sok polos deh lo itu kayak cabe tau engga, deket deketin cowok orang mulu. Ngaca lo itu parasit".
"Hiks... hike, a..aku engga ngerti maksud kakak apa"
"ALAH BACOT LO" tangga Karissa kembali melayang ingin menampar Nella lagi, tetapi ditahan oleh seseorang yang tak lain adalah Haschilla.
"Lepas"
"Engga"
"Lepas anjing" Karissa menghempaskan tanganya dengan sekuat tenagga.
"Siapa lo ikut campur urusan gue?"
"Kenalin gue Haschilla Thalita Smith"
"Gue engga nanya nama lo"
"Haha gue cuma mau ngasih tau doang"
Karissa tersenyum sinis menatap Chilla dan bersiap siap menampar Chilla, tapi sebelum tangga Karissa mengenari wajah cantik Chilla, ia lebih dulu memelintir tanggan Karissa kebelakang tubuh gadis itu.
"Aw aw sakit, lepas" Kedua teman Karissa ingin membantu tapi lebih dulu Chilla menggatakan.
"Lo maju, tanggan temen lo patah" sedangkan Siska dan Anya tidak berani maju karena takut ancaman itu benar bener terjadi.
"Minta maaf sekarang"
"Engga mau, enak aja lo nyuruh nyuruh gue"
"Udah Chil gue engga papa kok" Nella
"Orang kayak gini engga bisa terus terusan didiemin Nel, gue sering liat lo di sakitin sama ini orang, lama lama ngelunjak kan, cukup selama ini gue diem. Tapi gue engga bisa liat orang disekeliling gue ditindas". ujar Chilla semakin memelintirkan tanggan Karissa.
"Anjing lepasin"
"Engga.. Minta maaf sekarang juga sama Nella"
"Iya iya gue minta maaf, tapi lepasi dulu tanggan gue" setelah itu Ia melepaskan tanggan Karissa.
Tapi bukanya meminta maaf pada Nella, kedua teman Karissa lebih dulu menahan kedua tanggan Chilla kebelakang dan Karissa dengan leluasa menjambak dan menampar Chilla
"Lo pikir semudah itu ngelawan gue ha?" Karissa semakin menari rambut Chilla.
"Udah kak, Nella minta maaf kalo Nella ada salah, jangan sakitin temen Nella kak"
"Bukan lo yang harus minta maaf nel" Dengan sekuat tenaga Chilla memberontak sehingga cengkraman dari Siska dan Anya terlepaskan.
"Lo pikir mudah juga ngelawan gue" Chilla membalas menjambak rambut Karissa dengan sekuat tenaga.
"Hey adek kelas belagu, engga usah sok sokan deh"
"Jangan mentang mentang lo kakak kelas, lo pikir gue takut"
"Stop stop kak"
Ting ting ting
Bel masuk sekolah berbunyi
Dengan kuat Chilla menghentikan jambakan Karissa lalu menampar karissa dengan sekuat tenagga.
"Ini balesan buat lo, lo itu sampah. Lebih murah dari pada cabe"
"Lo tunggu balesan gue" setelah itu Karissa dan kedua temannya pergi meninggalkan kelas Chilla.
"Chil lo engga papa kan" Nella
"Engga papa Nel, lain kali lo kalo digituin lagi lawan dong jangan mau di tindas"
"Iya Cill, tapi gue engga enak soalnya dia kakak gue"
"Ya tapi kan dia yang mulai Nel"
"Lo engga tau aja Chil, kalo nyampe gue ngelawan dia apa yang bakal gue dapetin"
"Selamat pagi anak- anak semua" setelah mendengar salam dari seorang guru muda itu, Chilla dan Nella kembali ketempat duduknya.
Di tengah pelajaran tiba tiba dateng seorang siswa yang bernama Mahendra
"Permisi bu, izin manggil Chilla disuruh keruang BK sekarang"
"Oke Rendra" Bu Rika. Setelah itu Rendra pergi.
"Chil.."
"Udah ngga papa sello aja, udah biasa"
"Tapi kan.."
"Udah- udah gue udah engga sabar mau ketemu guru Kesayangan gue" Chilla terkekeh lalu pergi meninggalkan kelasnya.
***