Memikirkan perkataan Yura, sepanjang hari Sheila tidak bisa tidur. Dia terus terngiang-ngiang akan saran dari asistennya. Wajah Mason juga terus mundul dalam pikirannya. "Sial! kenapa aku jadi nggak tenang seperti ini," gumam Sheila. Wanita itu sudah duduk di kursi untuk menikmati makan malam, namun mangkuk berisi sop asparagus yang ada di atas meja tak kunjung disentuh sejak tadi.
"Nggak ada salahnya bekerja sama dengan laki-laki itu. Tujuan kami sama. Aku ingin bersama Ed, sementara dia berniat menikahi istrinya Ed. Kerja sama ini akan saling menguntungkan, bukan?" Sheila mengajak dirinya sendiri berdiskusi. Dia yang mengajukan pertanyaan dan dia juga yang menjawab.
***
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com