Clara pun menceritakan apa yang terjadi, mulai dari dirinya yang bersemangat untuk bertemu dengan editor yang membuat janji dengannya. Gadis itu membawa naskah yang sudah ia siapkan semalaman tapi suatu insiden terjadi hingga dirinya terjebak oleh seorang pria. Saking semangatnya Clara gadis itu menabrak seorang pria dan ponselnya jatuh, pria tersebut menyebutkan nominalnya dan dirinya pun tidak bisa membayarnya hanya dalam sekali bayar. Namun, pria tersebut tidak tertarik dengan uang, ia ingin Clara menggantinya dengan hal yang beda.
"Jadi dia gak mau diganti sama uang? Wah sok kaya banget dia," kesal Maria mendengar cerita Clara.
"Ya emang dia kaya raya," kata Clara membenarkan bahwa pria itu memang tergolong keluarga kelas atas.
Gadis itu pun kembali melanjutkan ceritanya dan Maria pun mendengarkannya dengan saksama.
Pria tersebut tidak ingin ganti rugi beruapa uang melainkan gadis itu harus menjadi kekasihnya untuk menghindari sebuah perjodohan.
"Jadi dia pengin nya lo ganti rugi dengan cara jadi pacarnya untuk menghindari perjodohannya dengan wanita itu?" tanya Maria pada Clara. Yang ditanya mengangguk mengiyakan pertanyaan tersebut. Hening beberapa detik, kemudian Maria tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaaa ... Claraaa, kok bisa sih cewek kayak lo dapetin pacar segampang itu? Padahal lo niatnya ketemu sama Editor eh malah ketemu sama jodoh," ledek Maria pada sahabatnya. Clara memajukan bibirnya mendengar ledekan tersebut.
"Iih, kok lo gitu sih?" rengek Clara.
"Hahahaa ... maaf-maaf, habisnya lucu banget."
"Ih, gitu banget sih gak tahu orang lagi beteapa."
"Yaudah, yaudah. Biar lo gak bete lagi gue udah masakan banyak buat lo," kata Maria mencoba menghibur Clara. "Makan yuk."
Mendengar kata 'Makan' membuat Clara teringat dengan makanan yang dibelikan oleh Juan untuknya. Gadis itu langsung mengambil bungkusan yang ia bawa kemudian memberinya pada Maria. "Ini buat lo, tadi di Resto habis ditraktir sama dia, jadi gue minta juga buat lo hehehe ..."
"Iiih, Claraaa. Makasih banyak loh," ucap Maria berterima kasih kepada gadis itu. Di saat apa pun, Clara selalu mengingatnya. Padahal, ia adalah orang yang paling khawatir jika sahabatnya ini menjadi penulis terkenal. Jika saat itu tiba, akankah Clara tetap mengingatnya? Namun, ia tidak boleh memiliki sikap seperti itu. Jika Clara sudah mencapai mimpinya, seharusnya ia senang dan mendukung gadis itu.
Keduanya pun melangkahkan kakinya ke meja makan. Di sana seperti yang dikatakan oleh Maria, gadis itu sudah membuatkan makanan kesukaan Clara sebagai ucapan selamatnya karena telah sukses membuat Novel yang dapat melirik penerbit untuk menerbitkan ceritanya. Meskipun gagal, Clara tetap berterima kasih dan memakan makanan tersebut meskipun perutnya sudah terisi banyak makanan di Restoran tadi.
Maria pun memakan makanan pemberian Clara. Ia tidak menyangka makanan yang dibawa oleh gadis itu adalah makanan mewah yang mungkin tidak akan bisa mereka beli dengan keadaan ekonomi seperti ini. Gadis itu berterima kasih pada Clara karena sudah memberikannya makanan ini. Atau bisa di bilang, gadis itu selalu mengingat dirinya dalam keadaan apa pun. Ia merasa beruntung karena belum pernah memakan makanan mewah seperti ini sebelumnya.
Sementara itu Juan mengendarai kendaraannya memasuki perumahan. Sesampainya di rumah wanita paruh baya sudah menunggu di ruang tamu. Juan sudah tahu, Ibunya pasti menunggunya untuk membahas tentang perjodohan ini. Seperti yang diduga olehnya, sepertinya wanita itu belum puas dengan apa yang ia lakukan di restoran tadi. Wanita itu membutuhkan hal lebih untuk menjadikannya lebih percaya pada pria itu.
"Juan," panggil wanita itu yang sedang duduk di ruang tamu sambil meminum teh.
Juan yang baru saja masuk pun merasa terintimidasi oleh wanita tersebut.
"Duduk," perintah wanita itu dan Juan pun duduk di hadapannya.
Perasaan pria itu tidak enak, sepertinya ia tahu apa yang akan terjadi. Ibunya pasti akan memberinya beberapa pertanyaan bertubi-tubi.
"Saya tahu apa yang kamu lakukan," ucap wanita itu pada Juan. Pria itu sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh wanita tersebut. Apa mungkin Ibunya mengetahui rencananya untuk menghindari perjodohan dengan Rere. "Kamu pasti melakukannya untuk menghindari perjodohan dengan Rere."
Deg. Ternyata benar, Ibunya tahu apa yang ada dalam pikirannya.
"Handphone saya!" seru pria itu merebut ponselnya dari tangan gadis itu, ia pun panik dengan handphonenya yang mati total. "Kamu tahu gak apa yang ada di dalam ponsel ini? Semua file dan nomer rekan bisnis saya ada di sini!"
Clara ketakutan apalagi saat pria itu meneriakinya, wajahnya sangat menakutkan.
"M—maaf, Pak. Saya gak sengaja nabrak, Bapak," ucap gadis itu ketakutan.
"Sengaja gak sengaja, kamu sudah merugikan saya," omel pria itu lagi.
"Saya gak mau tahu, saya mau kamu ganti rugi atas ponsel saya ini," ucap pria itu mengulurkan tangannya di depan gadis itu, Clara mengerti apa yang dimaksud olehnya. Pria itu pasti menagih uang padanya sebagai ganti rugi ponsel tersebut, namun Clara sudah mendeklarasikan bahwa dirinya bukanlah anak orang kaya. Ia tidak memiliki uang untuk mengganti harga ponsel tersebut.
"Tapi, Pak, saya gak punya banyak uang untuk gatiin ponsel Bapak itu," ucap Clara merengek.
"Siapa bilang saya mau kamu gantiinnya pakai uang?" tanya pria itu membuat Clar kebingungan.
"Hah? Kalau bukan begitu, terus Bapak maunya saya gantiin pakai apa?" tanya Clara kebingungan.
Pria tersebut memegang lengan Clara kemudian menariknya ke suatu tempat, merasa pria itu akan melakukan hal yang aneh padanya, gadis itu pun berusaha melarikan diri dari pria tersebut.
Namun tubuhnya yang kecil membuat gadis tersebut tidak bisa memberontak, terpaksa ia mengikuti kemana pria tersebut akan membawanya. Mau di bawa ke mana nih gue? Kalau sampai dia macam-macam, gue akan teriak kalau dia adalah pria mesumm! Ucap Clara dalam hati.
Pria itu membawanya ke sebuah Restoran, sebelum masuk ke dalam restoran tersebut pria yang menarik lengan Clara itu menghentikan langkahnya dia berbalik badan menghadap kearah gadis itu dan mengatakan, "saya gak minta kamu untuk menggantikan handphone saya dengan uang. Tapi saya mau kamu bantu saya untuk menyelesaikan satu masalah besar saya," ucap pria itu pada Clara.
"Bantuin Bapak menyelesaikan satu masalah besa Bapak?" tanya Clara tidak mengerti. Dilihat-lihat pria ini adalah seseorang dengan harta yang berlimpah. Jika dia mengatakan dirinya harus membantu pria tersebut untuk menyelesaikan masalahnya itu berarti dirinya akan terlibat ke dalam masalah yang besar pula. Clara tidak mau hal itu terjadi, ia lebih memilih untuk membayar ganti rugi hanphone dengan mencicilnya tiap bulan jika dibandingkan dengan harus masuk ke dalam masalah orang lain.