webnovel

Misteri Sebuah Pulau (season 1)

7 sekawan yang berencana ingin menghabiskan waktu liburan di tempat yang indah yaitu sebuah pulau yang belum pernah terjamah tangan manusia, tapi mereka salah, karena dipulau itu sudah dihuni sekelompok makhluk yang menghisap darah manusia, hingga akhirnya mereka kehilangan 1 nyawa teman nya disana.

Rahma_Wati_5228 · Sci-fi
Peringkat tidak cukup
16 Chs

Bagian 9

   Hamparan hutan yang hijau Serta pohon-pohon yang menjulang tinggi sebagai pelengkap keindahan hutan ini. Akhirnya kami pun sampai di pelabuhan kecil pulau *****, kami pun takjub dengan keindahan nya, benar-benar pulau ini masih sangat alami. tidak ada kejahilan tangan-tangan manusia, seperti sampah dan lain-lain, semuanya masih bersih.

  "Ayokk kita kesana, hari sudah beranjak sore," ucap bagas sambil mengikat talu speed nya di pelabuhan.

  Kami pun bergegas menyusuri pinggiran pulau ini yang berpasir putih sedikit kecoklatan.

  "Kita cari tempat untuk mendirikan tenda sebelum malam," ucap ku.

Kami pun memasang 4 buah tenda, aku satu tenda dengan  Mira, Putri dan Meli, Anto dengan Miko dan Bagas sendiri tapi ditemani dengan tumpukan bekal kami.

  "Jangan kamu embat ya Gas bekal kita semua," ucap Putri sambil meledek dibarengi ketawa kecil dari kami.

  "Iyaa kalii, aku embat, kecuali Anto tuh satu tenda ma makanan, Alamat bakal ludes semuanya, kan dia hobi makan haha," jawab bagas sambil tertawa.

  Kami semua pun ikut tertawa dan Anto hanya nyengir-nyengir sambil garuk-garuk kepala. "Yasudah ayok Mik temani aku masuk kehutan sebentar kita cari kayu bakar buat bikin api unggun sekalian buat masak air ntar malam," ucap ku.

  "Yuk," sahut Miko.

"Kalian tunggu disini ya, besok ganti-ganti an lagi kita cari kayu bakar nya."

  Kami pun berangkat memasuki hutan, "susah juga cari ranting-ranting pohon disini," ucap ku.

  "Kita agak ke dalam aja Tia yang ada pohon-pohon tinggi itu biasa nya ada dahan atau ranting-ranting kering nya berserakan."

Kami memasuki lebih dalam hutan itu, yah kami menemukan apa yang kami cari, "Tuh kan bener kata ku," ucap Miko.

"Ayo dah Mik kumpulin buat kita bawa, matahari udah mulai meredup nih, mungkin jam 5 sore kali ya," ucapku mengira ngira waktu saat ini.

  Saat aku membungkuk dan mengikat ranting pohon dengan tali yang aku bawa tiba tiba...

  Serrŕrr...

Ada angin halus membelai tengkuk ku, aku mulai merinding. Kulihat kebelakang dan ke atas yang terlihat pohon-pohon tinggi menjulang.

  Hawa ini...

Aku merasakan ada hawa yang aneh di dalam hutan ini, Tapi apa? aku tidak dapat menemukan nya, kucoba kembali mempertajam indra penglihat ku, tapi tetap nihil. walaupun aku merasa ada hawa mistis di hutan ini.

  "Tia, udah selesai belum? ko malah bengong sih?"

"Iya iya Mik, nih bentar lagi."

Kami pun berjalan ke arah luar hutan, menuju tenda kami. Setelah sampai kami segera menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh. Matahari yang mulai meredup sudah memasuki peraduan nya, hanya meninggal kan seberkas cahaya kuning kemerahan.

Malam pun menyambut kami, kami berkumpul di depan api unggun dan menyantap bekal yang kami bawa. kami asik mengobrol dan sesekali bercanda, "Aku ketenda bentar yah mau ambil handphone di tas, siapa tau ada signal."

Akuberjalan menuju tenda, saat aku keluar tenda.

Srekk... srekk...

Ku dengar ada suara di dibelakang tenda yang menghadap ke hutan, aku terus saja memperhatikan arah suara itu berasal. tidak ada apa-apa, tapi aku yakin tadi ada sepasang mata yang sedang memperhatikan kami. akupun kembali berbaur dengan teman-teman.

"Ada nggak signal nya Tia?" tanya Mira.

"Ada nih satu, tapi hilang-hilang."

"Yahh kalau gitu sih sama aja kita kembali ke zaman dulu lagi."

  "Yeeee..., kamu juga kan yang ngajak ke pulau ini," sahut ku.

  "Hehe iya sih," jawab Mira sambil nyengir.

  Setelah asik mengobrol, kulihat jam di handphone sudah menunjukkan waktu 22:00. "Udah malem nih, kita istirahat dulu, besok siang kita jalan-jalanmenyusuri pantai ini."

Kami pun masuk ke tenda masing-masing dan mencoba memejamkan mata untuk dapat segera terlelap. 1 jam kemudian aku tidak mendengar suara siapa-siapa lagi yang bercerita, mungkin mereka sudah pada terlelap menemui alam mimpi nya masing-masing.

  Kenapa mata ku masih sulit untuk terpejam?walaupun aku merasakan ngantuk yang teramat sangat.

Wusshh...

Sekelebat bayangan putih lewat disamping tenda ku, aku melotot, tak berani mengeluarkan suara, ku coba membuka sedikit pintu tenda dan mengintip, ada sosok putih menuju arah hutan, seperti manusia? akh..., apa benar?" ucapku dalam hati.