Suara ketukan pintu yang semakin lama menyerupai gedoran itu membuat Cintia yang baru saja terlelap segera terbangun dan langsung duduk. Wanita itu terlihat sekali sedang linglung karena dibuat bangun secara mendadak. Bahkan untuk melirik jam yang menepuk pada dinding kamarnya pun, Cintia tidak mampu. Lebih tepatnya, matanya terasa perih karena terbuka dengan terpaksa.
"Tia!" Cintia sontak memejamkan matanya kembali saat mendengar teriakan sng ibu.
Cintia hanya bisa berlaku pasrah dan akan beranjak turun dari tempat tidur. Membuka pintunya pelan dan bersandar pada pintu. "Kenapa bu?" tanyanya lemas.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com