webnovel

Miss Dosen X Mr. Captain

Relivia Zenata.. Seorang dosen muda yang cantik,berhijab,cerdas dan baik ini ternyata adalah kekasih dari seorang kapten kapal. Ia mengawali karirnya di usia ke 21 tahun. Menjadi dosen idola di kampus merupakan hal yang sangat membanggakan bukan? Di balik kesuksesannya, Ivi tetap menjadi orang yang sama, rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri. Felix Devanno... Seorang kapten kapal yang tampan, tegas dan setia. Ia sangat dingin terhadap orang-orang, kecuali dengan Ivi dan keluarganya. Felix mengawali karirnya di laut pada usia 21tahun. Awalnya, ia sama sekali tak berpikiran untuk bekerja di laut, namun tawaran dengan gaji yang sangat memuaskan dan seragam yang tampak keren itu membuat niat awalnya untuk menjadi pengusaha urung. Ia mencoba dunia laut dan beruntungnya ia berhasil. Calvin Aldrean.. Seorang dokter sekaligus pengusaha di sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Terkenal dengan sikap dinginnya membuat dirinya masih jomblo di usia 21 tahun. Bukan tanpa sebab, ia pernah mengalami hubungan asmara namun kandas dikarenakan suatu hal. Menjadi seorang kekasih dari kapten kapal bukanlah hal yang mudah. Namun doa dan usaha mampu mempertahankan hubungan keduanya. Meskipun banyaknya rintangan, namun, keduanya dapat bersatu.

Nurliza_Karen_Nita · perkotaan
Peringkat tidak cukup
446 Chs

Part 19

Jebakan Shena

#Flashback On!

Felix sedang berada di perjalanan pulang ke rumahnya. Ia menaiki sebuah taxi.Di sepanjang jalan, ia tersenyum membayangkan akan bertemu istrinya. Ia sengaja tak mengabari kepulangannya pada Ivi untuk surprise.

"Alhamdulillah akhirnya aku bisa ketemu kamu sayang... Aku kangen banget sama kamu... Semoga kamu sehat-sehat." gumam Felix sambil menatap foto ia dan Ivi di layar handphone nya.

Namun, di tengah jalan, ia mendapat kiriman pesan dari seseorang.

From +62813*****

'Tolongin gue please.... Gue dikunciin di kamar apartemen Alfi karena gue berusaha cegah dia buat temuin Ivi... Felix, gue tahu lo orang baik.. Please bantuin gue...' Pesan Voice Note itu berasal dari Shena. Felix mengenali suara itu.

"Shena?? Apa gue harus ke sana?? Ah gak usah lah... Ngapain juga? Bodo amatlah... Eh, Tapi,.... Shena kan sahabat Ivi... Gue lihat juga dia kayaknya gak jahat kayak abangnya... Gue harus tolongin dia... Semoga ini keputusan yang tepat... Pak... ke Jl. cendana *****" Pinta Felix pada sopir taksi tersebut.

"Baik Pak" balas Sopir Taksi itu.

Ia pun memutar balik arah menuju lokasi yang dikirimkan oleh Shena. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk tiba di sana.

...

Felix berlari memasuki lobi apartemen, kemudian mencari keberadaan lift apartemen tersebut dan menekan lantai tujuan.

Setibanya di depan pintu apartemen yang dikirimkan Shena, Felix kembali menghubunginya.

Ia pun teringat, bahwa ia tak mengetahui password apartemen itu. Felix pun menghubungi Shena.

"Gue gak bisa masuk. Gak tahu password-nya..." ucap Felix pada seseorang di sebrang telepon.

"Lo udah sampai?"

"udah"

"Gue sms-in password nya ya... Bantuin gue please"

"Iya"

Tut...

Felix menutup panggilan.

Ia kemudian beralih pada room chat dengan Shena. Ia membaca isi password yang dikirimkan oleh Shena.

Setelah mendapat password-nya, Felix langsung membuka pintu.

.....

Felix berjalan perlahan memasuki apartemen itu. Ia melihat sekeliling ruangan itu.

Apartemen ini sepi. Tak ada orang. Semuanya terlihat berantakan.

"Sepi banget... Berantakan lagi" Felix melihat ke seluruh penjuru ruangan.

"Apa mereka habis bertengkar?? Ini seperti tak layak huni.. Berarti Shena beneran lagi berantem sama Alfi dan dia dikurung.." gumam Felix dan langsung mencari keberadaan Shena.

"SHENA!!! LO DIMANA?!!" Teriak Felix sambil berjalan di dalam apartemen Alfi.

"FELIX!!! TOLONGIN GUE!!!" Teriak Shena dari dalam ruangan.

Felix mencari asal suara Shena dan tertuju pada sebuah kamar. Felix menempelkan telinganya di pintu sebuah ruangan.

"TOLONGIN GUE LIX!!" Teriak Shena.

"Ya, itu beneran Shena... Gue harus buka pintu ini.." monolog Felix.

Dengan cepat, Felix mendobrak pintu kamar itu.

DUARR!!!

Pintu berhasil dibuka oleh Felix. Saat pintu terbuka, Shena langsung berlari memeluk Felix.

"Felix... gue takut hiks.... " ucap Shena dengan isak yang dibuat-buat olehnya.

Felix terkejut saat Shena refleks memeluknya. Ia tak membalas peluk itu. Karena hal itu sungguh tak mungkin.

"Makasih karena lo udah bantuin gue..." Shena semakin mengeratkan pelukannya.

"Sama-sama... Kalau udah gak ada lagi, gue mau balik" ucap Felix berusaha melerai pelukan Shena.

Shena melepas peluknya. Ia menatap Felix. Sesaat, kemudian Ia pingsan. Felix menangkup tubuh Shena.

"Shena!! Lo kenapa sih?? Shen, bangun!!" Felix mencoba menepuk-nepuk wajah Shena namun ia tak kunjung sadar. Karena tak kunjung sadar, Felix mengangkat tubuh Shena ala bridal style ke ranjang. Saat Felix menggendongnya, Shena diam-diam mengintip dan tersenyum miring.

"Astaga udah maghrib lagi... Gue harus sholat dulu.." gumam Felix dan menuju kamar mandi di apartemen itu. Felix pun melaksanakan sholat maghrib nya.

.....

Shena telah sadar dari pingsannya. Ralat .. Pingsan pura-pura.

"Hoam..... " Shena melihat sekelilingnya dan mendapati jam weker di nakas.

"Astaga!! udah jam 7.. Lama juga gue aktingnya hahah" Gumam Shena. Shena langsung bangkit dari kasur nya. Matanya menangkap seseorang yang sedang duduk menghadap kiblat di atas sajadah dengan tangan yang merapalkan doa.

"Felix masih di sini?? Pria bertanggung jawab... Gue harus tahan dia supaya dia gak pulang ke rumahnya dan Ivi.. Gue akan melakukan rencana selanjutnya.." gumam Shena dengan senyuman smirknya.

Shena beralih ke dapur. Ia memasak sesuatu. Setelahnya, ia membuat minuman. Lalu ia mencampur sesuatu di minuman itu.

Ia menghidangkan itu di ruang santai di apartemen itu. Tepatnya di meja sofa. Felix telah selesai sholat.

"Ke mana Shena?? Apa dia udah sadar??" gumam Felix dan berjalan ke luar kamar. Ia mendapati Shena tengah menyiapkan sesuatu di atas meja.

"Na??" panggil Felix

"Eh Lix?? Duduk dulu.. Kita makan dulu ya.. gue tahu lo pasti laper banget" ucap Shena sok akrab.

"Gue harus pulang na.. Ivi pasti nungguin gue." Felix bersiap mengambil kopernya untuk pergi.

Shena tersenyum kecut.

"Paling gak lo hargai lah masakan gue... Gue udah belain masak buat lo lho.. walaupun gue sakit" Shena ngeles.

Felix terdiam. Kemudian ia mengangguk.

"Yaudah gue cicipi ya..." ucap Felix menghargai

"Iya.. sini duduk sebelah gue.. Tenang, gue gak gigit kok heheh" Canda Shena yang dibuat-buat.

"Iya na.." Felix pun duduk. Shena mengambilkan makanan untuk Felix.

"Eh na, biar gue aja sendiri.."

"Gapapa Lix... Ucapan thanks gue karena lo udah tolongin gue" Shena mengisi piring makan Felix.

"Ah ok"

Shena pun menyerahkan piring makan Felix yang telah ia isi makanan.

"Nih.. Selamat makan" ucap Shena dengan senyum jahat.

"Thanks na.. "

"Sama-sama heheh"

Felix pun memakan makanan itu. Shena tersenyum miring tanpa sepengetahuan Felix.

"Gimana Lix?" tanya Shena atas masakannya.

"Enak kok.. Lo jago juga ya masak" ucap Felix sambil meletakkan sendok garpu di atas piring yang sudah kosong.

"Heheh lo bisa aja... Rencananya sih gue mau buka resto."

"Ide bagus tuh.. ntar ajak aja binik gue.. dia juga hobi masak tuh"

"Sippp...." Setelahnya Felix meminum minuman yang dibuat oleh Shena.

"Enak banget ini sih minuman lo" Puji Felix setelah meminum minuman buatan Shena.

"Hahah nemu resep di sosmed.. Entar gue masukin jadi salah satu menu di resto gue wkwk.."

"Oh enak nih.. Ide bagus tuh.. bakal laris kayaknya"

"Iya donk wkwk"

Tak lama setelah itu, Felix merasakan ngantuk berat.

"Gue ngantuk banget deh na... Tapi gue harus pulang.. Gue kangen banget sama Ivi.." ucap Felix sambil menutup mulutnya karena menguap.

"Mungkin karena kecapekan Lix.. Istirahat aja dulu di sini.. gak apa-apa kok... "

"Iya kali ya.... Tapi gue gak mau ngerepotin lo na.. Hoam..." Felix tiba-tiba tertidur di pundak Shena.

"Finally... dia tidur juga... Rencana gue berhasil..." ucap Shena dengan smirknya. Ia kemudian menghubungi seseorang.

"Gue udah berhasil buat dia gak sadar... lo buruan ke sini" ucap Shena pada Alfi.

"Good! Lo urus dulu.. Gue akan ke situ sebentar lagi.."

jawab Alfi dari sebrang telepon. Alfi pun segera mungkin menuju lokasi apartemennya yang tidak jauh dari tempat ia nongkrong.

....

Alfi pun telah tiba di depan apartemen.

Kemudian, Alfi memasuki apartemen yang ditempati Shena. Ia tersenyum smirk.

"Kali ini lo akan hancur Felix sialan!!" gumam Alfi dengan senyum. Alfi lalu mendekat ke Shena dan Felix.

"Bagus... Kerjaan lo bagus Shena.. " ucap ia dengan senyum smirk.

"Buruan angkat dia ke ranjang.. supaya kita lakuin rencana selanjutnya" Shena

"Sippp.... Lo emang adek yang bisa gue andelin... Gue bangga sama lo" puji Alfi pada Shena dengan smirknya.

Mereka pun memulai rencana mereka untuk menjebak Felix dan memotret beberapa foto untuk menjadi kartu AS mereka dalam memisahkan Felix dan Ivi.

"Kali ini, Ivi akan sangat membenci lo Felix... Dia akan beralih ke pelukan gue... Hahahah.... Gue akan melihat kehancuran lo setelah ini..." ucap Alfi penuh kemenangan.

"Gue bahagia ngelihat lo bahagia kak... Gue akan lakuin apapun itu yang penting lo bahagia.." ucap Shena pada Alfi.

(Aku Skip ya .... :) )

Flashback Off!