Tunggu! Kenapa Sifeng malah memejamkan mata? Apa dia tertidur?
Lian Jiejie menginjak pisau yang sebelumnya kubuat menusuk Sifeng. Sial! Lian Jiejie memungut pisau yang berlumuran darah itu.
Tangan saudariku bergetar. Aku dapat melihat jelas bahunya bergetar juga, detik berikutnya tangisnya pecah. Lian Jiejie jatuh bersimpuh.
"Kenapa, A-Shen? Kenapa ... hiks kau lakukan ini? Huhuhu ... apakah kau masih dendam pada A-Feng, huh?!"
Apa maksudnya ini? Aku berjalan mendekat ke arahnya. Namun, Lian Jiejie mundur seperti ketakutan.
"Aku tidak melakukan apa-apa, Jiejie!" Aku mencoba meluruskan kesalahpahaman ini.
"Jika kau masih dendam karena aku pernah menembakmu, kenapa kau tidak melukaiku saja, Xiao Yushen? A-Feng tidak bersalah, Xiao Yushen. Kenapa kau lakukan itu pada adikku? Huks ... huks?"
"Apa?!"
Aku melirik sejenak ke arah Sifeng yang masih berada di ranjang. Matanya terpejam erat, tubuhnya telentang dengan bekas darah yang masih basah di kaus putih yang Sifeng pakai.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com