Sifeng merasa sudah bekerja begitu keras, tapi tidak ada yang mengapresiasi kerja kerasnya itu. Sifeng sadar memang dia masih suka mengemis perhatian seperti ini. Tapi, Sifeng melakukan ini karena dia khawatir jika waktunya tidak lama lagi. Sifeng ingin ada keluarga yang memperhatikannya di sisa hidup Sifeng yang tinggal beberapa bulan lagi itu.
Manager Huo berdiri di belakang mobil. Ia mendengar isak tangis Sifeng. Dia menghela napas dalam-dalam, merasa kasihan pada anak muda yang tengah sedih itu.
Biasanya, Sifeng akan menunjukkan senyum cerahnya pada para pegawai di Zhang Group maupun pada klien-nya. Sifeng jarang menunjukkan ekspresi yang sesungguhnya pada keluarga Zhang.
Bahkan, ketika Yushen mengatakan sesuatu yang kasar dan bertindak kejam pada Sifeng, Sifeng masih akan tersenyum. Seperti tidak ada yang terjadi.
Namun, hari ini sepertinya Sifeng sudah tidak tahan lagi. Sifeng sangat syok melihat pertengkaran orang tuanya, hingga membuat pandangannya menjadi kosong tadi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com