webnovel

Metamorfosa Cinta

Mereka telah membuat janji untuk bertemu dan menjalin hubungan yang lebih serius. Mereka begitu yakin bahwa 2 tahun itu adalah waktu yang sangat singkat. Mereka akan menjaga hati mereka untuk memenuhi janji itu. Jika salah satu mengingkari, mereka berjanji tidak akan menanyakan alasan apapun dari salah satu yang ingkar. Janji antar dua sejoli, Namira dan Jaelani. Dua tahun berlalu begitu cepat. Janji dari dua tahun yang lalu itu kini adalah waktunya. Pertemuan di tempat awal mereka bertemu dulu. Namun, salah satu telah mengingkari janji. Namira tidak datang saat itu, meninggalkan Jaelani yang menunggu dalam kesendirian. Entah siapa yang salah. Yang jelas, seterusnya mereka akan hidup dalam kesalahpahaman. Tak ada yang mau minta maaf lebih dulu. Jaelani juga tak berani menanyakan kenapa Namira tidak datang memenuhi janji. Mereka sudah bahagia dengan kehidupan yang mereka pilih masing-masing. Namun, pertemuan kembali setelah beberapa tahun membuat perasaan cinta mereka kembali membuncah. Di saat itu juga sifat buaya Jaelani muncul. Dia ingin memiliki lagi Namira, tanpa menyakiti istrinya? Dapatkan Kang Jae menentukan pilihan yang tepat?

Mijun_123 · Realistis
Peringkat tidak cukup
292 Chs

Sandiwara

"Kau sudah sadar, Adek? Syukurlah! Ayah begitu khawatir, Sayang!" Tuan Kim berucap, seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya di antara mereka. "Kakak juga tadi pagi juga sadar. Ayah sangat senang karena kalian berdua akhirnya tersadar secara bersamaan," sambungnya.

Jangjun masih terlihat bingung. Dia berkali-kali mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi, tapi dia tidak mengingat apa pun itu. Yang ia ingat adalah namanya adalah Kim Jangjun, dia mempunyai saudari yang bernama Kim Jia. Mereka berdua tinggal bersama ayah mereka di Jakarta.

Ah, tunggu! Jakarta, ya? Tapi, ruangan rawat ini tidak terlihat seperti ruang rawat rumah sakit di Jakarta. Bahkan kalendernya saja menggunakan tulisan Hangul.

"Tunggu, Babe!"

"Kenapa manggil 'Babe' lagi sih, Dek? Bukankah kamu sudah sepakat dengan kakakmu kalau akan memanggil 'ayah' saja? Ini Seoul lho, bukan Jakarta."

Barulah setelah mendengar ucapan ayahnya itu, Jangjun menjentikkan jarinya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com