"Je, udah siang kok Shin belum bangun juga sih?" Jia bertanya pada adiknya. Ia kini berbaring di sebelah keponakannya. Sudah dari pagi hingga siang ini Jia menunggu, tapi keponakannya itu belum bangun juga.
Ketika Jia iseng menggelitik bayi berusia 6 bulan itu, Ryushin hanya menggeliat sejenak. Setelah itu, tidur.
Jeje muncul dari dapur dengan membawa sebakul nasi, telur dadar dan sambal kecap. Jeje tidak bisa memasak masakan lain selain semua olahan dari telur. Kadang, telur didadar, kadang juga direbus, dan tak jarang hanya diceplok. Begitu saja setiap hari.
Jeje meletakkan semua makanan di atas tikar. Sudah siang dan ini sudah waktunya makan siang. Dia tidak mau terus merepotkan kakaknya dengan meminta dibelikan makanan siap saja.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com