Di dalam gudang, Fikri dan Rafly masih setia menanti. Kelima lelaki bertubuh kekar tadi masuk kembali meski dengan wajah ditekuk.
"Bagaimana? Jadi beli atau tidak ini, Paman?" tanya Fikri.
"Ini semua original lho, Om. Kalau di luaran sana, mungkin kalian tak akan mendapat harga semurah ini," sambung Rafli.
"Hnn ... itu ... sebenarnya kami ingin, tapi ... hasshhh aku dilema," ujar Tuan Kim Jae, ayah dari Kim Jia frustrasi.
"Tenanglah, Jae! Anggap saja ini untuk terakhir kalinya kita mambeli ini. Jadi beli saja, ya?" saran Tuan Seung Gi Park, Appa dari Laven Park.
"Baiklah, kami beli masing-masing lima," putus Tuan Roland, Papa dari Seruni sekaligus ketua geng para duda keren itu.
"Tapi ingat, jangan sampai putri-putri kami tahu tentang ini! Awas saja kalau sampai mereka tahu," Tuan Xiao Xian--Ayah Lily--meletakkan jarinya di leher, membentuk goresan menyilang, "krek!! Habis leher kalian kutebas."
"Buruan!! Mana barangnya!!" ujar ayahnya Jasmine, Tuan Lenhard, tak sabaran.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com