webnovel

Istriku tersenyum

Beberapa jam menunggu di depan R.O ini serasa sudah setahun berlalu. Sangat lama dan menegangkan.

Diujung kursi ada Ibu sedang wirid'an dengan tasbihnya. Sedangkan Papa dan Mama sedang di musholla melaksanakan sholat.

Kami semua sudah berusaha memberikan Qabilla penanganan medis yang terbaik melalui Rumah sakit dan tenaga medis yang terbaik pula. Kini kami serahkan lagi semua keputusan di Tangan Tuhan melalui doa-doa yang senantiasa kami panjatkan.

Am, Orland memelukku.. Yang tabah ya.. Gue yakin si Kecil bisa ngelewati ini. Dia gak akan nyerah..

Akupun memeluk Ornald, Iya Land gue juga yakin itu. Thank bro supportnya.

Iya Am.. sama-sama.. Lu jaga kesehatan juga Am..

Siap Land..

Diujung sana R.O terbuka dan Dokter Rahma memanggil namaku. "Dokter Neam," akupun berlari menghampirinya. Ibu yang duduk didekat pintu R.O pun ikut berdiri. Bersamaan dengan itu Papa dan Mama yang baru datang dari musholla ikut berlari kecil menghampiri Dokter Rahma.

Silahkan masuk kedalam..

Orangtua kami sempat bertanya-tanya.. Ada apa ini..

Lalu akupun segera masuk ke dalam ruang operasi, dengan sebelumnya memakai baju medis dan pelindung kepala serta masker.

Di ruang operasi kulihat Qabiila istriku terpejam tak bergerak. Jantungku seakan berhenti berdetak.

Aku terus memandangnya sambil mendekat, lalu Tangis bayi kami memecahkan fokusku pada Qabilla.

Ya Tuhan bayiku sudah di depan mata, akupun sibuk mengucapkan syukur. Kedua-duanyanya sedang dibersihkan oleh perawat lalu perawat mendekatkan bayi-bayi kami pada dada Qabilla, aku sedang berada diatas kepala Istriku ketika tiba-tiba kulihat dia membuka matanya, aku melihat bibirnya mengatakan Alhamdulilah.

Istriku, aku mengecup dahinya. Alhamdulilah kamu berhasil sayang. Disaat yang sama, Kedua Bayi kami sedang berusaha untuk mendapatkan asi pertamanya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD), begitu Dokter Rahma memberitahuku.

Selamat Dokter Neam, ini semua keajaiban.. Istri dan bayi-bayi mungil anda semua dalam keadaan baik.

Hanya saja istri anda masih harus mendapatkan perawatan lanjutan.

Setelah IMD selesai, Aku diberi kode untuk mendekat pada kedua bayiku dan diijinkan untuk mengumandangkan Adzan di telinga kedua bayiku. Sebelum merekapun dibawa ke ruang bayi.

Tuhan, aku benar-benar bersyukur.. Terimakasih untuk anugerah hidup bagi Istriku dan anak-anakku.

Akupun keluar R.O mendampingi Istriku yang didorong di atas tempat tidurnya, dia masih lemas efek anastesi.

Mas Neam, Billa gimana? kok belom sadar? Papa panik melihat Qabilla masih memejamkan mata keluar dari R.O.

Alhamdulilah Pa.. Billa cuma butuh perawatan lanjutan. Ini dia masih dalam pengaruh anastesi yang belom hilang seluruhnya Pa.. Jadi masih antara sadar gak sadar..

Alhamdulilah, bayi-bayi kalian?Mama pun bertanya sangat hati-hati.

Akupun memandang Mama dan Ibu bergantian.

Pandangan mereka terlihat tidak sabar..

Jagoan kami ganteng-ganteng semua.. Alhamdulilah sehat..

"Alhamdulilah.." Beliau bertiga bernafas lega.. Mengetahui Billa dan kedua cucu mereka sehat semua.

Dimana si kembar? Ibu pengen lihat Mas.. Mama juga.. Mama menimpali.

Masih dibawa keruang Bayi Buk, Ma. Tapi nanti dianter ke kamar kok. Aku menahan rasa tidak sabar ibu dan mama.

Mama gak sabar deh. hehe..

Tar lagi deh mama mau jalan ke Ruang bayi aja. Yuk Bu Willy..

Iya Mama Billa, kita kesana dulu aja deh..

Aku tersenyum melihat Mama dan Ibu yang udah gak sabar ketemu cucunya.

Aku menitipkan Billa pada Papa, lalu aku bergegas ke Musholla..

Aku Bersyukur pada Tuhan.. Lagi-lagi Tuhan mengabulkan keinginan kami..

Terimakasih Tuhan, sudah menyertai Istriku dalam perjuanganNya, mengabulkan keinginan kami bisa melihat wajah anak kami.. Satu lagi Tuhan, Ijinkan Istriku bisa kembali dalam kesehatannya dan bisa melihat Putra-putra kami.

Akupun kembali ke kamar dimana Istriku dirawat. Kulihat Istriku sudah sadar. Dan Papa sedang mendongeng tentang masa kecil Istriku dari mulai dia pertama kali dilahirkan kedunia hingga hari ini. Papa juga memuji kehebatannya berjuang melahirkan.

Istriku tersenyum..

Ya Tuhan.. Aku bisa melihat istriku tersenyum lagi. Walaupun dia belom bisa berbicara karena lemas.. Tapi senyumnya saja sudah menciptakan kebahagiaan bagiku.