"Kalau begitu kembali sana, padanya! Aku akan menghapus satu poin di surat perjanjian pernikahan. Jika kamu merasa dikekang, aku tidak akan mengatur dan mencampuri urusan pribadi kamu lagi, kamu mau berhubungan dengan pria mana pun atau mencari kebahagiaanmu sendiri, silahkan!"
Leo beranjak kesal dari atas ranjang. Dia mengambil handuk piyama dari dalam lemari, lalu ke luar dari kamar sambil membanting pintu.
Brak!
Hanabi menghela napas hampa. Dia menangis dalam diam. Kenapa jadi malah semakin rumit begini?
Hanabi tak habis pikir pada Leo. Selalu saja berprasangka buruk padanya. Tidak bisakah sehari saja tidak bertengkar? Telinga dan matanya sakit melihat temperamentalnya yang buruk.
...
Akhir pekanpun datang.
Sore hari, saat Hanabi baru selesai mandi, dia mendapatkan pesan teks dari Dokter Ling.
'Hana, kamu tidak lupa 'kan dengan undangan dari ibu saya?'
Begitulah Hanabi membacanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com