Hanabi benar-benar patah semangat. Bibirnya sampai sudah mengerucut begitu, dadanya pun sangat sesak.
Dia mencoba menulis pesan untuk Lemon.
'Hey, Leo! Aku sudah berusaha membuatkan makan malam untukmu. Kalau sampai tidak datang malam ini, habis kamu!'
Begitulah yang Hanabi tulis, tapi dia tidak mengirimkan pesan itu. Mana berani. Pesannya hanya dia tulis begitu saja.
Namun, tiba-tiba saja saat sedang patah semangat begitu, bola mata hitam Hanabi membulat bukan main. Dia baru sadar kalau Leo sedang memperhatikannya dari belakang ponselnya.
Otot-otot tubuhnya sampai menegang. Jantungnya berhenti berdegup karena saking terkejutnya.
"L-Leo?" katanya dengan posisi pipi masih menempel di atas meja makan.
Leo mengembangkan senyumnya sebelum akhirnya dia mencium pipi Hanabi dan menggesek-gesekan hidungnya dengan gemas di permukaan kulit pipi yang lembut dan kenyal itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com