Su Xiqin berbicara dengan nada yang ringan seperti bulu, namun perkataannya langsung menusuk hati Mo Xigu. Mo Xigu menatap wajah Su Xiqin yang datar tanpa emosi dan tanpa ekspresi. Kini, Mo Xigu merasa seperti boneka yang digantung di ujung tebing dan berusaha memegang seutas tali yang menggantungnya. Saat tali itu dilonggarkan, boneka itu bisa jatuh kapan saja.
Ada satu hal yang masih membuat Mo Xigu ragu sejak lima tahun lalu. Namun, setelah mendengar bahwa Su Xiqin hendak membalas dendam, keraguan itu seketika berubah menjadi kemarahan. "Xixue tidak membosankan sepertimu. Aku menikahimu hanya agar aku bisa menidurimu," kata Mo Xigu.
Perkataan Mo Xigu terdengar tajam layaknya pisau yang tak hanya memotong telinga tapi juga hati Su Xiqin. Su Xiqin mengepalkan tangannya lagi hingga tangannya memerah, lalu menatap Mo Xigu sambil bertanya, "Jadi, sebelum kamu menikahiku, kamu menunjukkan rasa peduli hanya untuk menipuku?"
Mo Xigu membalas tatapan Su Xiqin dengan dingin sambil tersenyum. Melihatnya, Su Xiqin sudah tahu jawabannya tanpa perlu mendengarnya berbicara lagi. Tiba-tiba, Su Xiqin tersadar bahwa semua yang Mo Xigu lakukan padanya selama ini hanyalah tipu muslihat. Mo Xigu memang benar-benar hebat, pikirnya. Lalu, ia tersenyum acuh tak acuh sambil berkata, "Tapi, akhirnya kamu tetap kehilangan dan merugi."
"Aku sudah tahu sejak awal bahwa kamu wanita yang seperti ini. Karena itulah, lebih baik aku tidak menikahimu," kata Mo Xigu, kemudian menggertakkan giginya.
Su Xiqin menatap mata dingin Mo Xigu, kemudian tersenyum dan berkata, "Baiklah, kalau begitu mari kita bercerai saja."
Gadis yang bersama Mo Xigu terlonjak terkejut ketika mendengar kata-kata itu, seakan ia baru saja mendengar bom yang meledak. Ia segera maju dan meraih lengan Mo Xigu walaupun tangan Mo Xigu masih mencengkeram bahu Su Xiqin. "Xigu, kamu sudah menikah? Jadi, dia..."
Mo Xigu terus memandang Su Xiqin dan tidak menjawab kata-kata gadis yang berada di sampingnya. "Tidak semudah itu untuk bercerai!" Ia menjawab Su Xiqin dengan penuh penekanan, lalu melepaskan Su Xiqin.
Mo Xigu berbalik badan untuk berjalan kembali ke mobil, lalu ia menyalakan mobilnya dan buru-buru pergi meninggalkan tempat itu. Su Xiqin hanya bisa melihat mobil yang sudah melaju pergi di bawah terik matahari dengan mata yang mulai basah. Sementara itu, pria yang berdiri di samping mobil Bentley memandang ke arah Su Xiqin dan kemudian masuk ke dalam mobil untuk menunggu polisi datang.
———
Setengah jam kemudian, Su Xiqin sudah dibawa ke kantor polisi dan salah seorang polisi yang berada di depan Su Xiqin berkata padanya, "Nona, Anda telah menerobos lampu merah."
"Oh..." gumam Su Xiqin.
"Anda harus bertanggung jawab atas kejadian yang terjadi hari ini."
"Iya," jawab Su Xiqin singkat.
Polisi itu mengangkat wajahnya dan menatap Su Xiqin yang tidak membela diri sedikitpun. Baru pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang seperti itu. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan, polisi memberi Su Xiqin surat yang harus ditanda tangani dan menyuruhnya menunggu untuk menerima hasil keputusan.
Su Xiqin menunggu di lobi tempat orang-orang berlalu lalang untuk datang dan pergi. Ketika sedang menunggu, tiba-tiba ada panggilan masuk di ponselnya. Saat ia melihat layar ponselnya, ternyata panggilan itu datang dari Zhang Jing. Ia pun segera menerima telepon tersebut.
"Su Xiqin, kapan kamu sampai di sini? Mereka sudah tidak sabar menunggu."
Su Xiqin mengusap dahinya, lalu menjawab, "Pertama-tama, tolong jelaskan pada Zhuo Sheng bahwa aku mengalami kecelakaan mobil dan aku akan ke sana dalam setengah jam lagi."
Su Xiqin menutup panggilan dari Zhang Jing, lalu mengangkat wajahnya. Ia melihat pemilik mobil yang ia tabrak keluar dari ruang VIP dan diikuti oleh seorang pria muda yang mengenakan kacamata berbingkai emas. Su Xiqin mengenali pria muda berkacamata itu. Ia adalah Shao Zheyang, seorang pengacara hebat di kota S. Orang yang bisa menyewa Shao Zheyang pasti bukan orang sembarangan, pikirnya. Saat Su Xiqin menatap mereka, seorang pria melihat ke arah Su Xiqin dengan tatapan mata yang menakutkan.