Redita mengerucutkan bibirnya menatap Antony yang saat ini duduk di depannya. Wajah yang cantik itu tidak lagi terlihat karena ditutup oleh air muka cemberutnya.
Ya, saat ini mereka sudah berada di sebuah restoran dan sedang menunggu hidangan makan siang mereka tiba.
"Nona, berhentilah merengut!" ucap Antony.
"Haruskah? Aku tidak ingin tersenyum-senyum di depanmu. Kau sangat menjengkelkan. Jikalau kakiku sudah sembuh benar, aku pasti akan melompat keluar lagi dari mobil karena dirimu," sahut Redita bertopang dagu di depan Antony.
Mendengar itu, Antony hanya terkekeh. Dia memandang wanita berambut kadru di depannya ikut bertopang dagu. "Anda berubah."
"Berubah? Haish! Aku masih seperti ini, An. Kau pikir berubah apanya?" sahut Redita sontak menarik tangannya dari dagu. Perkataan Antony sungguh tidak berdasar.
"Anda terlalu emosi kepada saya akhir-akhir ini. Sedangkan saya tidak melakukan hal yang aneh. Saya hanya melakukan hal yang menurut saya benar."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com