Radit, Watson, dan Rachel terlihat duduk di ruang tamu mansion. Mereka menunggu putri dari pasangan Edwin dan Nancy menuruni tangga dan menghampiri mereka. Edwin dan Nancy sudah siap dengan gaun dan tuksedo yang mereka pakai. Saat ini keduanya sedang berbincang dengan tiga orang tamu mereka.
"Lama sekali Silvia turun," ucap Radit tiba-tiba sambil melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi.
Nancy menoleh kepada Radit. "Sebentar lagi dia pasti turun," ujar Nancy.
Radit manggut-manggut sambil memajukan bibirnya. Edwin ikut mengarahkan pandangannya kepada pria itu. "Iya. Bersabarlah, Nak Radit," tambahnya, seraya menunjukkan lengkung senyum kepada Radit.
Suasana menjadi hening. Rachel terlihat diam dan tidak ikut dalam perbincangan mereka. Matanya melirik ke arah jus delima di depannya. Warna merah dan rasa segarnya jus delima langsung terbayang dalam benaknya. Minuman itu terlihat sangat menggoda karena tenggorokannya terasa begitu kering saat ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com