Suasana menjadi tegang seketika. Elena yang meradang di hadapan Antony, tiba-tiba saja mengangkat tangannya dan melampiaskan kemarahan itu dengan menampar pipi pria itu. Redita sontak membelalak melihat tindakan ibu kandungnya. Tamparan itu begitu kuat hingga meninggalkan bekas merah pada pipi Antony.
"Mama!" teriak Redita langsung terduduk di atas tempat tidurnya ternganga melihat tindakan Elena.
Wanita tua itu sontak menoleh memandang Redita lalu bertanya dengan dahi yang mengernyit sekaligus menunjukkan amarah. "Kenapa?!"
"Aku terjatuh bukan karena Antony, Ma!" teriaknya.
"Lalu?"
"Tidak, Nyonya. Itu kesalahan saya. Jika saya tidak membuat Nona Redita marah, ia tidak akan terjatuh." Tiba-tiba Antony menyela.
Mendengar Antony, Redita melirik tajam ke arahnya. "Bisa-bisanya ia masih membelaku!" katanya dalam hati.
Elena menurunkan tangannya lalu terdiam tampak serba salah. Menoleh ke arah Redita dan Antony, mencari tahu siapa di antara mereka yang mengatakan kebohongan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com