webnovel

Nenek Menyukaimu

Editor: Wave Literature

Su Wanwan melihat laki-laki yang datang dan menatapnya dengan penuh amarah, itu membuatnya langsung mengerutkan alisnya.

Laki-laki itu terlihat sekitar berumur 20 tahun awal, dia menggunakan kacamata hitam, kemeja bermotif bunga-bunga, perban di kepalanya, rambutnya tidak pendek tapi juga tidak terlalu panjang… Dengan sekali melihat penampilannya seperti preman yang ada di pinggir jalan.

"Kamu siapa?" Su Wanwan tidak pernah mengingat pernah mengenal orang-orang seperti Huo Zhexi.

Saat Huo Zhexi mendengar itu, dia merasa begitu marah hingga mau pingsan.

Huo Zhexi berkata dalam hati, 'Perempuan sialan ini sudah memukul kepalaku, membuatku dimaki oleh kakek selama berhari-hari, dan sekarang dia bertanya dengan wajah polos siapa aku?!'

Huo Zhexi dengan wajah yang sangat marah menunjuk ke wajah Su Wanwan lalu berkata, "Katakan, untuk apa kamu datang ke rumahku?!"

Su Wanwan mengedip-ngedipkan matanya lalu dengan wajah kebingungan bertanya, "Ini rumahmu?"

"Omong kosong!"

Huo Zhexi melepaskan kacamata hitamnya, kemudian...

"Sialan, jangan bilang kamu sengaja datang kemari untuk melaporkanku kepada kakekku?"

Su Wanwan kembali mengedip-ngedipkan matanya dan terlihat sedikit kebingungan, 'Kakek? Apa preman jalanan ini adik Huo Jingshen?'

Huo Zhexi mulai memaki Su Wanwan, "Aku beritahu kamu ya perempuan tidak tahu diri. Aku belum membuat perhitungan denganmu untuk masalah di bar, kalau kamu berani mengatakan tentang aku yang memberimu obat di bar kemarin, aku… Aku akan membunuhmu di tempat!"

"Obat?" Su Wanwan menangkap kunci utama dari perkataan Huo Zhexi, "Kapan kamu memberiku obat?"

Huo Zhexi langsung membungkam mulutnya, "..."

Huo Zhexi memaki dirinya sendiri, 'Gawat! Ternyata dia tidak tahu masalah obat itu? Jadi aku membongkar perbuatanku sendiri? Ini gawat, habis riwayatku, sekarang apa aku masih bisa berpura-pura tidak terjadi apapun?'

"Zhexi!"

Suara nyonya besar Huo terdengar dari belakang.

Huo Zhexi yang sebelumnya marah-marah tiba-tiba langsung berubah menjadi lembut dan menjadi cucu yang penurut, "Nenek."

Nyonya besar Huo masuk ke dalam lalu dia mengangkat tangannya dan memukul lengan Huo Zhexi, "Kamu ini baru pulang langsung teriak-teriak, dari luar nenek bisa mendengarmu! Kamu tidak lihat apa ada tamu?"

Huo Zhexi membelalakkan matanya, "Tamu?"

"Bukan juga, dia akan segera menjadi kakak iparmu." Saat mengatakan itu nyonya besar Huo tidak bisa menahan diri untuk melihat ke arah Su Wanwan dan memperhatikannya dengan lebih seksama...

"Omong kosong apa ini?!" Teriak Huo Zhexi.

"Dia adalah pacar kakak pertamamu, hubungan mereka sudah pada tahap akan segera menikah." Nyonya besar Huo mengatakan itu dengan sabar setelah itu dia langsung berjalan ke depan Su Wanwan.

Nyonya besar Huo menilai Su Wanwan di dalam kepalanya, 'Akhirnya aku bisa melihatnya dengan lebih jelas. Hm… Perempuan ini sangat cantik, wajahnya oval, kulitnya sangat putih. Dia adalah orang yang bisa membuat orang lain kagum saat melihat wajahnya, terutama matanya yang indah itu. Walaupun tanpa riasan apapun ujung belakang matanya terlihat naik ke atas dan saat tersenyum dia juga terlihat sangat manis.'

Nyonya besar Huo memperhatikan Su Wanwan dari ujung kepala hingga ujung kaki, kemudian dia merasa puas.

Nyonya besar Huo berkata dalam hati, 'Sudahlah, tidak apa-apa kalau dia tidak menikah dengan anak walikota, yang terpenting A Shen menyukai perempuan ini. Perasaan mereka berdua jauh lebih penting daripada apapun.'

"Nenek!" Huo Zhexi menghampiri nyonya besar Huo, "Perempuan jelek ini tidak baik. Saat di bar dia sengaja menggodaku, Nenek jangan biarkan dia menikah dengan kakak pertama!"

"Kamu ini bicara omong kosong apa?"

"Aku tidak bicara omong kosong, ini, lihat, kepalaku ini terluka karena dirinya!"

Nyonya besar Huo mengerutkan alisnya dan terlihat sangat tidak percaya dengan perkataan Huo Zhexi, karena bagaimanapun Huo Zhexi adalah laki-laki setinggi 180 cm sedangkan Su Wanwan adalah perempuan bertubuh kecil, jadi baginya tidak masuk akal Su Wanwan bisa melukai kepala Huo Zhexi!

Su Wanwan saat itu baru tahu, 'Ternyata dia itu laki-laki di bar malam itu?'

Saat itu Su Wanwan minum banyak karena suasana hatinya sedang buruk dan Mo Weiyi pernah mengatakan kepadanya saat dia mabuk maka dia seperti berubah menjadi orang lain, tenaganya akan menjadi sangat kuat, bahkan laki-laki biasa tidak bisa menahannya.

Saat Su Wanwan sedang berpikir...

"Kamu kira nenek masih tidak tahu sifatmu?" Nyonya besar Huo mengendus dingin, "Saat kamu melihat perempuan cantik kamu langsung mesum dan mau mempermainkannya, tahu rasa kamu dipukul! Masih bagus 'tongkat' kecilmu tidak ditendang!"

Su Wanwan tidak bisa menahan diri, dia menundukkan kepalanya dan tertawa kecil.

Huo Zhexi melihat ke arah Su Wanwan dengan mata terbelalak dan kesal lalu dia terus berusaha memutar balikkan keadaan, "Nenek, aku benar-benar tidak melakukan apapun. Su Wanwan yang menggodaku dulu, sekarang dia menggoda kakak pertama. Dia itu pasti bukan orang baik!"

"Su Wanwan?" Nyonya besar Huo menyebutkan nama Su Wanwan setelah itu dia memegang tangan Su Wanwan dengan wajah senang, "Kamu sangat cantik, namamu juga indah, nenek menyukaimu."

Huo Zhexi kehabisan kata-kata, "..."

Setelah selesai memuji Su Wanwan, nyonya besar Huo melihat ke arah Huo Zhexi kemudian raut wajahnya langsung berubah 180 derajat dan memberikannya peringatan dengan wajah serius, "Zhexi, biasanya kamu suka membuat masalah nenek masih bisa mentoleransinya tapi tidak untuk hari ini. Kakak pertamamu itu sudah berumur 30 tahun dan itu bukan umur yang sangat muda, tidak mudah untuknya menemukan istri yang cantik seperti ini. Jika kamu sampai membuat kakak iparmu kabur ketakutan, maka nenek tidak akan memaafkanmu!"

Huo Zhexi begitu marah hingga dia merasa ingin muntah darah, "Nenek, apa aku bukan cucu kandung nenek?"

"Kalau kamu bukan cucu kandung nenek, nenek dengan senang hati akan makan 2 porsi makanan setiap hari!" Kata nyonya besar Huo tanpa sungkan.

Saat Huo Zhexi hendak bicara lagi, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari arah ruang baca.

  **

"Omong kosong!"

Di dalam ruang baca, kertas dan tinta berserakan di lantai. Tuan besar Huo berdiri di belakang meja, nafasnya terengah-engah dan sorot matanya terlihat penuh dengan amarah.

Berbeda dengan tuan besar Huo yang marah, raut wajah Huo Jingshen tidak berubah. Dia hanya membungkukkan tubuhnya lalu memungut barang-barang yang terjatuh dan meletakkannya di atas meja.

Bahkan suaranya tetap terdengar tenang.

"Kakek, perhatikan kesehatan kakek. Dokter mengatakan agar kakek menjaga suasana hati kakek tetap senang supaya darah tinggi kakek tidak kambuh."

Raut wajah tuan besar Huo terlihat tertegun, kemudian dia melihat sorot mata Huo Jingshen yang terlihat tenang itu dia berbalik badan.

Setelah mengatur nafasnya, tuan besar Huo berkata lagi, "Kalau kamu memang tidak suka dengan anak walikota Xiang dan tidak mau terlibat dengan dunia politik tidak masalah. Kita bisa kembali dari 0, kakek akan membantumu mencarikan perempuan dari keluarga yang baik dengan latar belakang yang bersih! Tapi bukan Su Wanwan orangnya, kamu tahu atau tidak, keluarga Su sama sekali tidak pernah menganggapnya, bahkan tidak jelas siapa mama kandungnya. Apa kamu tahu apa alasannya? Itu karena aib keluarga tidak akan pernah dibiarkan tersebar keluar! Kalau kamu menikah dengannya, lalu kelak tiba-tiba masalah mamanya diketahui orang, kamu mau kakekmu ini meletakkan wajahnya dimana, kamu mau keluarga Huo…"

"Kakek dulu juga menggunakan cara ini membujuk papaku?"

Satu kalimat dari Huo Jingshen membuat seluruh tubuh tuan besar Huo membeku.

Dia sudah hidup lebih dari 70 tahun dan hal yang paling dia sesalkan adalah… pertengkaran dengan anaknya untuk masalah pernikahan.

Karena hal itu, ayah dan anak berubah menjadi musuh. Huo Zecheng membawa istri dan anaknya pergi, dia memutuskan untuk melepaskan semuanya dan pergi ke negara Y untuk menetap di sana.

Beberapa tahun yang lalu Huo Zecheng meninggal di negara asing dan ayah anak itu sama sekali tidak bertemu lagi di saat terakhir Huo Zecheng.

"Setelah mamaku meninggal, papa setiap hari melamun, tatapannya kosong seolah dia tidak bernyawa lagi. Setiap kali aku pulang, dia akan mengira bahwa istrinya yang pulang, dia bahkan terkadang mengira Jing Hua adalah mama."

Suara Huo Jingshen terdengar pelan dan tenang, seperti dia sedang membicarakan hal yang tidak ada hubungan dengan dirinya sama sekali.

"Kemudian suatu hari, Jing Hua harus syuting di luar negeri, saat itu aku sedang mengurus pekerjaan di luar dan pelayan tidak menjaganya dengan baik hingga akhirnya dia berlari keluar. Dia terjatuh dari tangga lantai 10 mal, mal itu baru saja jadi sehingga setiap lantainya adalah kaca…"

"Jangan bicara lagi!"

Tuan besar Huo memotong perkataan Huo Jingshen kemudian Huo Jingshen juga tidak berbicara lagi.

Seketika suasana menjadi sangat hening di dalam ruang baca.