webnovel

Tiba-tiba Mendekat

Editor: Wave Literature

Saat menolehkan kepalanya, Yan Xiruo juga tidak menyadarinya. Setelah itu, kedua pasang mata itu pun saling memandang. Mata Ye Juemo membuat hati Yan Xiruo melonjak.

Di persimpangan ini pandangan mereka pun bertahan beberapa detik. Saat menyadarinya, Yan Xiruo merasa panik, malu, dan tidak tahu harus bagaimana meresponnya. Sudah jelas, Ye Juemo yang melakukan perbuatan tidak tahu malu ini kepadanya, tetapi kenapa sekarang malah ia yang harus bersembunyi?

Ye Juemo menatapnya dengan tatapan yang tajam, sehingga Yan Xiruo merasa canggung dan malu. Kemudian ia pun mengalihkan pandangannya ke samping. Kedua tangannya pun dengan sigap memegang erat handuk yang membungkus badannya, lidahnya menjilat bibirnya yang kering.

Melihat tindakannya menjilat bibir, mata Ye Juemo yang gelap semakin menatapnya dengan jelas.

Perempuan ini, pasti ia tidak tau betapa menggodanya dirinya sekarang! Rambutnya panjangnya yang sepinggang masih basah dan terurai di bahunya . Kulitnya yang putih menampakkan warna merah muda seperti bunga musim semi. Selain itu, wajahnya yang kecil tampak cantik dan bersih. Walaupun masih membawa aura gadis remaja, Yan Xiruo tidak memiliki pesona bagaikan perempuan dewasa. Ye Juemo memandang Yan Xirou seperti sebuah pemandangan yang indah.

Sebaliknya, walaupun tidak berani menatap mata Ye Juemo pada waktu yang lama, namun tatapan matanya begitu kuat dan terang-terangan. Walaupun Yan Xiruo tidak melihat ke arahnya, ia juga bisa merasakan tatapannya itu melekat kepadanya.

"Keluar!" Ye Juemo meletakkan gelas wine yang ada di tangannya. Dengan langkah kakinya yang lebar ia berjalan menuju kamar mandi. Perempuan ini benar-benar telah menganggapnya serigala ya, mandi saja bisa menghabiskan waktu satu jam.

Yan Xiruo melihat Ye Juemo berjalan mendekatinya, ia pun kaget dan langsung bergegas kembali ke kamar mandi. Sayangnya, belum sempat menutup pintu kamar mandi, sebuah tangan yang kuat sudah menahan pintu itu terlebih dahulu.

Tenaga perempuan tentu tidak sebanding dengan laki-laki, perbedaannya sudah kalah secara alami. Posisi pintu masih belum sepenuhnya tertutup itu tidak bertahan terlalu lama, dalam sekejap pintu sudah kembali dibuka oleh Ye Juemo.

Satu tangan Yan Xiruo sedang memegang handuk yang menutupi badannya. Badannya yang kurus dan langsing pun hanya bisa mundur terus hingga punggungnya menabrak dinding yang dingin.

Badan Ye Juemo yang tinggi besar pun mendekati dan menutupinya dari cahaya lampu. Yan Xiruo menggerakkan bulu matanya dan berkata, "Kamu… Mau apa lagi?"

Tidak bisa membaca isi hati Ye Juemo, Yan Xiruo hanya merasa kalau pria ini sangat berbahaya dan menakutkan.

Jari Ye Juemo yang panjang mengangkat dagu Yan Xiruo yang kecil. Bibirnya yang tertutup melukiskan sebuah senyuman yang misterius, "Kau takut padaku?"

Tentu saja Yan Xiruo takut kepadanya. Ketika Ye Juemo melakukan hal-hal memalukan itu sebelumnya, Yan Xiruo terus berjuang untuk melawan dan ingin memukulnya dengan keras seperti Lu Jingchen. Namun Ye Juemo terlalu kuat, ia sama sekali tidak bisa menyakitinya. Sebaliknya, semakin Yan Xiruo melawannya, semakin membangkitkan keinginannya untuk menaklukkan Yan Xiruo.

Denga tatapan marah dan kesal kepada pria brengsek ini, Yan Xiruo membalas, "Aku benci kamu!"

"Heh!" Ye Juemo mulai mengerutkan bibirnya, ia juga tertawaan kecil. Seketika jarinya yang panjang perlahan meraba ke bawah handuk mandi. Ketika jarinya yang kasar menyentuh kulit kakinya, Yan Xiruo melompat seperti terkena sengatan listrik. Yan Xiruo ingin menghindarinya, namun tangan Ye Juemo yang satunya lagi menggenggam pinggangnya yang ramping dengan erat. Wajahnya yang tampan mulai menunduk dan mendekati wajahnya, mata Ye Juemo yang gelap hitam memancarkan sebuah kenakalan, "Begitukah? Sepertinya badanmu lebih jujur dari mulutmu."

Wajah Yan Xiruo semakin memerah, tangannya yang kecil putih menggenggam erat dan mengayunkan dengan keras ke dadanya, "Kamu bajingan, brengsek!"

Ye Juemo melihat ekspresi perempuan yang awalnya terlihat malu itu kini menjadi marah. Matanya menggambarkan sebuah kenakalan yang tidak sempat ditangkap Yan Xiruo. Sayangnya perempuan kecil yang ada di depannya ini masih terlalu muda. Membuatnya merasa bagaikan telah menggigit buah yang belum matang.

Yan Xiruo merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan Ye Juemo, kini jarak mereka begitu dekat, napas mereka seakan terhubung dan ini sangat membahayakan.

"Aku tahu kalian orang kaya suka mempermainkan perempuan. Namun, aku tidak cocok untukmu, kamu juga tahu kalau aku sudah menikah…"

Kata-kata Yan Xiruo terpotong dengan tindakan Ye juemo. Dalam sekejap ia telah diangkat oleh kedua tangan Ye Juemo dan dibawa keluar dari kamar mandi. Ye Juemo dengan nada yang serak pun berkata, "Aku tidak pernah mempermainkan siapapun."