webnovel

Mengunci Badan Yan Xiruo di Tempat Tidur

Editor: Wave Literature

Dengan tatapan mata yang suram Lu Jingchen memandang Yan Xiruo, ia berkata dengan nada marah, "Kamu telah tidur bersama berapa banyak pria di luar sana?" 

Saat Yan Xiruo mendengar ucapan Lu Jingchen, seketika denyut nadinya berdenyut lebih kencang dari sebelumnya. Wajah Yan Xiruo juga pucat pasi, ia merasa ekspresi Lu Jingchen seakan mau melahapnya. 

Namun, sesaat kemudian Yan Xirou sudah tidak takut lagi pada pria ini, sudut bibirnya pun mengangkat dengan niat mengejeknya, "Lu Jingchen, apakah ini masih penting? Sekarang ini kita sudah berkomitmen untuk cerai, maka kedepannya sudah tidak perlu membahas ini. Kamu bebas melakukan apapun di luar sana, asalkan kamu tidak membawa gadis lain pulang ke rumah ini!"

Ya, seperti kata pepatah, saat batas sakit hati sudah terlewati, hal yang tersisa adalah rasa hati yang telah mati.

Lu Jingchen yang sudah terbiasa melihat perilaku Yan Xiruo yang kalem dan penurut tentu terkejut. Lagi pula, sejak kapan Yan Xiruo pernah bersikap sekasar ini di hadapannya?

Walaupun tidak mencintainya, namun ia tetap cemburu melihat istrinya berkeliaran dengan pria lain di luar. Tentu ia tidak mengizinkan hal itu terjadi.

Lu Jingchen dengan langkah yang lebar ia berjalan mendekati Yan Xiruo, ia pun mencekik lehernya yang kecil. Dengan ekspresi wajah yang menyeramkan, ia berkata, "Yan Xiruo, sebelum kita menikah, kalau kamu melakukan perbuatan tidak senonoh lagi, maka aku akan membunuhmu!"

Jari-jari pada lehernya itu mencengkram begitu kuat hingga Yan Xiruo tidak bisa bernapas. Wajah Yan Xiruo seketika memerah hampir kehabisan napas, kedua tangan Yan Xiruo dengan sekuat tenaga ingin menarik tangannya dari lehernya, namun, kekuatan Lu Jingchen begitu kuat.

Yan Xiruo tidak menyangka Lu Jingchen begitu gila, ia sendiri mengkhianati pernikahan mereka tetapi malah menuduhnya lebih dulu melakukan perselingkuhan. Parahnya lagi Lu Jingchen juga berniat membunuhnya.

Yan Xiruo sangat menyesal telah menyerahkan hatinya kepada pria sepertinya.

Udara dalam rongga dadanya semakin berkurang, Yan Xiruo merasa dirinya bagaikan seekor ikan yang dikeluarkan dari air dan akan mati tidak bisa bernapas.

Ketika Yan Xiruo berpikir kalau dirinya sudah mau mati, tiba-tiba terdengar sebuah percakapan di depan pintu kamar ini.

"Hari ini ketika melewati pusat perbelanjaan, aku melihat Lu Jingchen memeluk seorang gadis. Saat melihatnya dari belakangnya, sepertinya gadis itu mirip dengan Ruoruo. Aku sangat khawatir, apa jangan-jangan mereka berdua sudah memiliki masalah setelah menikah?" 

"Ayah, aku rasa pasti kamu salah lihat, Lu Jingchen sudah melakukan perjanjian denganmu kalau dia tidak akan bermain dengan gadis lain lagi dan akan menjalankan kehidupannya dengan baik bersama Yan Xiruo, mana mungkin masih berduaan dengan gadis lain?"

"Tidak bisa, aku harus memastikannya dengan mataku sendiri.

Di ruang tamu terdengar suara Tuan Besar Lu dan Lu Min.

Lu Jingchen langsung melepaskan leher Yan Xiruo dan memeluknya ke tempat tidur.

Yan Xiruo terpaksa menyandarkan badannya di pelukannya, walaupun ia sempat melakukan perlawanan untuk melepaskan diri darinya. Sebaliknya, Lu Jingchen takut bila Kakeknya itu mendengarkan perdebatan mereka tadi. 

Lu Jingchen langsung menjepit kaki Yan Xiruo yang kurus dengan kedua kakinya yang panjang. Satu tangannya memeluk bahunya dan satu tangannya lagi mengunci pinggangnya dan ini membuat Yan Xiruo tidak bisa bergerak.

"Huh, Lu Jingchen, aku akan berteriak sekarang! Kakek akan langsung masuk ke kamar. Jangan keterlaluan kamu!" Suara kakeknya terdengar keras sampai terdengar di kamar Yan Xiruo

Dalam situasi seperti ini, Yan Xiruo melihat wajah Lu Jingchen yang begitu familiar namun terasa asing di depannya ini. Hati Yan Xiruo pun seketika terasa bagaikan disayat oleh pisau. Bila bukan karena Kakek dan Lu Min yang datang pada waktu yang pas, Lu Jingchen tadi benar-benar ingin membunuhnya!

Lu Jingchen menarik satu sudut mulutnya dengan acuh, "Kamu ingin Kakek tahu juga mengenai perilakumu dengan pria lain di luar?"

Yan Xiruo dalam diam ia menatap Lu Jingchen, di matanya yang cantik telah menggambarkan kekecewaan dan kedinginan, "Lu Jingchen, kamu tidak usah mengancamku, keluarga kami telah berhutang banyak budi kepada Kakek Lu. Bila kamu bukan cucu kesayangannya, aku juga tidak akan menunggu sampai hari saat rapat umum pemegang saham untuk bercerai denganmu. Di depan Kakek Lu, aku bisa berpura-pura menjadi pasangan yang penuh kasih denganmu. Tetapi, secara pribadi, kita jangan melibatkan hati lagi dalam kehidupan kita. Kedepannya, kamu jangan pernah muncul di rumah ini lagi."

"Yan Xiruo, apa kamu telah jatuh cinta kepada pria lain di luar sana?" Yan Xiruo yang dulu, tidak akan berbicara dengannya menggunakan nada seperti ini.