webnovel

Jadi Pengantin

Mereka sudah di depan teras Imam masjid, om Abdul dan Imam berbicara bahasa Korea yang tidak di mengerti bahasanya.

"Oppa ... saranghae," bisik Azka ke Sabrina, Sabrina tertawa mendengar kalimat itu.

"Apa artinya para penghuni rumah sering, tawa-tawa dan berkata, Oppa saranghae," kata Azka dengan nada lucu.

"Mungkin aku cinta kamu."

"Sungguh?" Azka tertawa lepas.

"Kak aku hanya mengartikan," tegas Sabrina.

"Biarkan aku menikmati ini, itu gurauan yang bisa sedikit menyembuhkan luka," jawab Azka berdiri di depan Sabrina.

"Jangan bilang aku PHP," sahut Sabrina.

"Pemberi harapan palsu. Oppa saranghae Hahaha." Sepertinya Azka benar-benar bahagia dengan kata itu.

Sabrina ikut tertawa ringan dan menutupi bibirnya dengan tangannya.

"Alhamdulillah ...." teriak Azka puas.

"Bersyukur untuk?" tanya Sabrina.

"Merah jambu akhirnya tertawa," jawab Azka.

Imam memanggil mereka, mereka mengucap salam lalu duduk di ruang tamu, sederhana milik imam.

"Saya sudah menjelaskan, Imam ini bernama Ahmed fattah memang didatangkan dari Arab dan ahli bahasa Arab, kamu bisa bahasa Arab?" tanya om Abdul.

"Bisa," tegas Azka lalu menelpon dengan vidio call.

Di vidio sudah berkumpul saksi bisu cinta keduanya, Adiba, mami Sofia, Akmal dan para pegawai rumah Azka. Mata Sabrina memerah haru melanda Sabrina menangis. Azka memeberi sapu tangan.

Sabrina menghapus air matanya. Om Abdul membawa cincin polos dan satu berlian di tengahnya dan mukuna dan Al Qur'an yang di bentuk merpati berdua. Sungguh indah mahar nikah walau sederhana.

Setelah berbincang-bincang dengan Om Abdul. Imam Ahmed berbicara dengan Akmal. Sepuluh menit berlalu.

"Azka langsung ijab." Akmal memberi tahu. Imam Ahmed akan menjabat tangan Azka. berbahasa arab. Dengan suara lantang dan jelas Imam Ahmed.

"Ya Akhi Azka Faisal ankahtuka wajawaztuka

Makhtubataka uhkti Sabrina Anaya alal mahrin hallan."

"Qobiltu nikahaha watazwi jaha bi mahrin madkur hallan." Ijab qobul yang di ucapkan Azka sangat jelas walau dengan satu tarikan napas.

Serempak yang di dalam Vidio dan call teriak "Sah ..." Mereka bahagia.

Wali Sabrina yaitu Akmal langsung berdoa untuk kelanggengan dan barokah pengantin.

"Barokallahu laka wa jama'a bainakuma fi hkoir. Barokaallahu likulli wahidin min kuma shoo hi bihi wajama'a baina kuma fi Khoir."

Artinya: Berkah Allah(semoga tercurahkan) bagimu. Dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan. Berkah Allah bagi masing-masing kalian berdua atas pasangannya, dan (semoga) Allah mengumpulkan kalian dam kebaikan.

Kedua pengantin mengangkat tangan dan berkata "Aamiiin, Aamiiin"

"Dengar Azka dan Sabrina pernikahan adalah ibadah yang begitu suci, karena di gambarkan dengan kata mitsaqon ghalizha yaitu janji yang sangat agung. Jangan mengingkari pernikahan. Takutlah kepada Allah, Sabrina aku takkan merestui kamu dan Andre, jika kau melanggar kau akan menyesal di dunia dan di akhirat." Nasihat dan teguran Akmal membuat Sabrina merunduk.

'Robbana hablana min azwajina wadzurriyatina qurrotaa'yun wajaalna lilmuttaqina imama.

(Ya Tuhan kami, anugrahkan lah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai kebahagiaan hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang (anggota keluarga)yang bertaqwa.)

Ya Allah hamba ingin mempertahankan pernikahan ini, hamba tidak ingin pernikahan suci ini berakhir begitu saja, namun semua adalah rencanaMu Ya Robb. Satukan kami di surgaMu yang kebahagiaanya abadi Amiin Ya Robbala'lamiin.' Doa Azka dalam sanubari.

Namun pengantin ini sangat terbebani. Hati Azka ada 10 persen rasa bahagia, dan 90 persen rasa bimbang, cemas, bingunh, galau dan seperti es campur aduk.