Dan benar Rahman pun kemudian mengeluarkan niat tersembunyi yang sudah bisa ditebak oleh dokter Bagaskoro di dalam hatinya.
"Hehe tidak usah diberikan kepadaku uangnya, anggap saja aku mencicil hutang ku waktu itu, hutang yang sudah lama dan sangat menumpuk. Oke Bagas! Aku tidak mau berutang terus kepadamu, bisa gawat nanti tidak bisa mencicil terus menerus, dan sering-seringlah ya ... butuh bantuan ku supaya lunas hutang ku, oke!" Setelah mengucapkan itu. Rahman langsung saja masuk ke dalam taksi yang sudah dipesankan oleh dokter Bagaskoro itu. Biasanya dia apa-apa naik angkot saja, tapi dokter Bagaskoro yang memesan taksinya dan sudah dibayar, jadinya dia menerimanya saja.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com