Tak berselang lama mobil Irfan pun sampai didepan rumah Budhe.
Kepala sekolah mengajak untuk turun, sedangkan aku turun dengan kepala yang menunduk dalam.
Aku benar - benar malu saat ini, harga diriku seolah - olah sudah tidak ada dimata orang lain.
Padahal nggak ada yang tahu aku lagi ngapain didalam toilet bersama Arkan, aku sama sekali tidak ngapa - ngapain.
Aku berjalan ke rumah Budhe masih dengan kepala menunduk, aku nggak berani menatap kearah siapapun, termasuk menatap Budhe dan juga Pak Dhe.
"Ada apa ya, Pak?" Tanya Budhe saat kita semua sudah berada didepan rumah.
"Saya mau bicara sesuatu sama Ibu." Jawab Kepala sekolah.
Akhirnya Budhe mempersilahkan semuanya untuk masuk kedalam rumah.
Budhe memilih duduk di sampingku, membuat jantungku berdetak lebih kencang.
"Saya kesini ingin menyampaikan sesuatu, bahwa Pak Arkan dan muridnya yang bernama Amaira ini sudah melakukan sesuatu hal didalam toilet." Ucap Kepala sekolah mulai menjelaskan kedatangannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com