"Awalnya juga Didi sama mas Alvin mengira begitu. Mama sekarang boleh buka surat dari mas Alvin. Biar mama gak penasaran, siapa Merry dan Celine." Audia berusaha tersenyum. Tangannya bergetar saat menyerahkan amplop tertutup kepada Sriwedari.
Yang sesungguhnya, Audia sangat gugup. Khawatir terjadi sesuatu terhadap ibu mertuanya, setelah membaca surat dari Alvin.
Audia kemudian duduk di atas ranjangnya, menunggu hingga Sriwedari selesai membaca surat yang dititipkan Alvin kepadanya.
Hening selama beberapa saat.
Audia memperhatikan perubahan pada raut wajah ibu mertuanya. Yang awalnya biasa saja, menjadi mengeryitkan dahi, begitu serius.
Hingga wajahnya terlihat berubah sendu. Sriwedari menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Mendekatkan surat dari Alvin ke depan dadanya sambil memejamkan mata. Seolah tengah menenangkan sesuatu di hatinya.
Audia menggigit bibir bawahnya. Sesuatu di dalam hatinya ikut bergetar, saat melihat air mata turun ke pipi Sriwedari.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com