Audia terdengar mengatur napasnya, menarik dan membuang napas cepat. Kontraksi yang dirasa Audia lebih panjang dari yang tadi pagi.
"Sabar, ya, Sayang." Alvin mengecup pelipis Audia yang mulai berpeluh, sambil terus mengusap punggung Audia.
"Sa–kiit bangeeet .... Mas Alviiiiin ...." Audia mulai berurai air mata.
Alvin mulai menghitung di dalam hatinya, jika kontraksi lebih lama dengan jeda pendek, Alvin harus segera membawa Audia ke rumah sakit.
"Masih sakit, Sayang?" Alvin masih terus memijat lembut pinggang Audia dari balik punggung. Audia mengangguk sebagai jawaban, tidak sanggup menjawab dengan kata-kata.
"Mas Alvin ... Didi pegel, tapi masih sakiiiit." Rengek Audia.
Alvin membantu Audia untuk beranjak duduk. "Peluk leher mas, Didi duduk senyaman Didi." Alvin memandu istrinya mencari posisi yang nyaman, sambil terus memberi pijatan lembut di pinggang bagian belakangnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com