Chi Gui sedang membaca sebuah makalah penelitian terobosan tentang penyakit bedah saraf yang baru saja diterbitkan oleh seorang profesor dari luar negeri. Makalah itu seluruh isinya dalam bahasa Inggris, tetapi Chi Gui dapat membacanya tanpa kesulitan.
Ketika Chi Gui sedang fokus pada isi makalah yang sangat menarik itu, tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang malu-malu dan cukup pelan.
Chi Gui secara refleks mengerutkan alisnya, mengangkat kepala dan menoleh ke arah suara tersebut. "Ah… kamu ya… tidak masalah, kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu."
Suara Chi Gui sangat lembut, tidak ada nada kesal atau rasa tidak senang karena terganggu.
Reaksi Chi Gui membuat gadis itu menghelakan napas lega. "Namaku Su Niannian… Waktu itu, aku pergi dengan tergesa-gesa, tidak sempat berterima kasih kepadamu secara formal. Aku traktir kamu makan, ya?"
Sebenarnya Chi Gui tidak ingin pergi. Namun saat akan menolaknya, ia melihat wajah Su Niannian yang terlihat sangat gugup, gadis itu bahkan seolah-olah akan pingsan. Kedua matanya merah, terlihat sangat menyedihkan.
Chi Gui pun mengalah, "Baik." Ia mulai membereskan barang-barangnya dan berdiri, lalu mengikuti Su Nianian ke kantin kampus.
Xin Gu tidak mengikuti mereka. Ia mencari tempat duduk yang tidak menarik perhatian orang, tetapi tetap bisa memantau keadaan Chi Gui.
Setelah Chi Gui dan Su Niannian selesai membeli makanan, mereka cari tempat duduk yang kosong.
Chi Gui tidak memiliki kebiasaan mengobrol saat makan. Su Nianian melihat gadis itu diam saja, jadi ia pun tidak berani membuka mulutnya.
Chi Gui dan Su Niannian tenggelam dalam kesunyian sepanjang waktu. Saat mereka hampir selesai makan, Su Niannian mulai mengepalkan tangannya dan tiba-tiba berkata, "Anu… kamu yang memiliki perjanjian pernikahan dengan kakak laki-lakiku, 'kan?"
Chi Gui mengalihkan pandangannya dari makanan, menatap Su Niannian.
Su Niannian pun menjadi semakin gugup. "Aku, hmm yang ingin aku katakan… Nyonya Besar Su sangat membenci aku dan Mamaku… Kemarin kamu membantu kami, jadi hal itu mungkin akan memengaruhi perjanjian pernikah kamu dan kakakku…"
Chi Gui menjawab dengan santai, "Jadi?"
Su Nianian tertegun, kemudian memberikan penjelasan lebih dalam lagi, "Mamaku adalah istri sah Papa… Namun delapan tahun yang lalu, demi menikahi Nyonya Besar Su, Papaku menggunakan biaya pengobatan Mamaku sebagai ancaman, memaksanya menyetujui perceraian..."
Chi Gui tak bisa berkata-kata.
'Kenapa gadis ini mengatakan hal itu kepadaku?' pikir Chi Gui.
Su Niannian menenangkan perasaannya, berusaha menjelaskan dengan tenang, "Kemudian, Nyonya Besar Su membawa Su Qing ke rumah kami. Saat itu, Mamaku baru tahu kalau Papaku menikahinya hanya karena saham perusahaan. Sebenarnya di luar sana, ia sudah memiliki seorang anak laki-laki dengan Nyonya Besar Su…"
"Su Qing bahkan lebih tua beberapa tahun dariku… Karena hal ini, Nyonya Besar Su menyebarkan informasi palsu, mengatakan bahwa Mamaku adalah pelakor yang merusak keluarga oran. Karena hal ini juga, penyakit Mamaku tambah parah…"
Menceritakan hal itu, Su Niannian menatap Chi Gui dengan senyuman pahit. "Pasti kamu ingin bertanya, kenapa tidak pindah keluar saja, kenapa masih mau tinggal di sana dan menerima emosi mereka, 'kan?"
Chi Gui baru menjawab, "Aku tidak…"
Namun, Su Niannian sudah melanjutkan ceritanya sendiri, "Uang Mamaku habis. Semuanya dipakai Papa untuk menginvestasi perusahaannya… Aku sendiri juga tak berguna, jadi kami hanya bisa hidup sesuai perintah Papaku saja. Hidup di rumah kecil yang berada di pojok halaman vila, dengan seperti itu, kami bisa mendapatkan biaya pengobatan Mama setiap bulan…"
Chi Gui lagi-lagi hanya bisa terdiam.
Bagaimanapun keluarga Su merupakan keluarga kaya. Skandal buruk seperti ini sangatlah tabu.
Maka dari itu, meskipun sudah cerai dengan ibu Su Niannian, ayahnya tidak berani membiarkan mereka keluar dari rumah itu, takut mereka akan menyebarkan gosip yang dapat menghancurkan nama baik keluarga Su.
Di sisi lain, keberadaan ibu Su Niannian bagi Nyonya Besar Su bagaikan duri dalam lubuk hati. Ia sangat membencinya, berharap orang itu cepat mati saja.
Itulah mengapa Nyonya Besar Su sama sekali tidak memiliki niat untuk menyelamatkan ibu Su Niannian beberapa hari lalu.
Chi Gui sebenarnya tidak tertarik dengan cerita seperti itu. Ia menghabiskan makanannya yang sisa sedikit dalam diam.
Su Niannian akhirnya menyelesaikan ceritanya. Ia bagaikan balon yang menyusut, seluruh badannya pun menjadi lebih ringan.
Chi Gui tidak bereaksi, Su Niannian melihat gadis itu tetap tenang dan kalem. Secara logika, ia tidak seharusnya menceritakan masalah itu secara detail. Ia Sebaliknya, seharusnya ia menasehati Chi Gui agar menjauh darinya, meminta gadis itu untuk tidak ikut campur masalahnya lagi.
Tapi…
Mungkin karena aura Chi Gui yang menenangkan terlalu kuat, atau karena Su Niannian yang selalu direndahkan dan dipinggirkan itu akhirnya bertemu seseorang yang mau membantunya untuk pertama kali...
Sehingga tanpa sadar, Su Niannian mengatakan segala sesuatu yang selama ini dipendamnya di hadapan Chi Gui.
Namun, kini Chi Gui sudah mengetahui kenyataannya. Gadis itu seharusnya menjauhinya seperti orang lain agar tetap bisa menjalin hubungan dekat dengan keluarga Su.
Su Niannian dengan sedih menundukkan kepalanya, menunggu kepergian Chi Gui.
Namun di luar dugaan, Su Niannian mendengar suara Chi Gui yang bingung bertanya kepadanya, "Jadi?"