Yanti meminta Faiza menjauh darinya.
"Kamu berdiri di sana ya? Jangan dekat dengan Tina. Aku rasa ini perbuatan dia, jika dia mengajak Kamu pergi jangan mau,"kata Faiza.
Gadis itu mengambil ancang-ancang dan bersiap jika dua lelaki itu menyerangnya.
"Sepertinya dia bukan gadis biasa Bos. Aku nggak sabar ingin mencicipinya,"
Lelaki itu mecoba memeluk Yanti namun sebuah tendangan kuat di perutnya membuatnya tersungkur ke tanah.
"Bruuuuk,"
"Kurang ajar, hiiiaaat,"
Lelaki yang satunya menyerang Yanti. Namun gadis itu dengan lincah menghindari. Pertarungan pun tidak bisa di elakkkan lagi.
Kedua lelaki itu ambruk di tanah dengan wajah babak belur di hajar Yanti.
Tina hanya bisa menangis melihat kejadian di hadapannya itu. Lantas dia berpura-pura bertanya tentang keadaan Yanti.
"Kak Yanti. Apa terluka?"
"Aku nggak apa-apa,"
Ibu-ibu yang berada di hadapan Herman terdiam seribu bahasa. Mereka berdiri bagaikan patung. Saling menatap satu dengan lainnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com