webnovel

Persiapan

Siang ini Arda menyelesaikan semua pekerjaannya dengan cepat. Dia segera bersiap untuk bertemu ibunya di restoran yang sudah di tentukan. Mobil hitam metalik itu keluar dari Dinata Cooperation di waktu jam makan siang. Lalulintas siang ini cukup padat, sehingga Arda terkena macet beberapa kali. Setelah empat puluh lima menit di perjalanan, Arda sampai di restoran yang dituju. Dia segera memasuki restoran itu untuk mencari ibunya. Dia sudah datang terlambat, dan tak ingin ibunya menunggu terlalu lama.

"bu maaf aku terlambat" Arda mencium tangan ibunya sambil meminta maaf akan keterlambatannya.

"gak apa, ibu sudah pesankan untuk mu. lagi pula ibu disini dengan Sisi dan Ibu mertua mu, jadi ibu gak akan bosan menunggu kamu kalau terlambat"

Arda hanya tersenyum, lalu mencium juga tangan tante Liliana ibunya Sisi.

Arda Lalu duduk di samping Sisi, sepertinya tante Puspa dan Tante liliana sengaja menyiapkan itu untuk mereka.

"Pesta seperti apa yang kamu inginkan nak sisi ?" tanya Tante Puspa pada calon menantu nya.

"Yang sederhana saja tante, cukup orang terdekat dan keluarga saja" jawab Sisi sambil tersenyum.

"Pernikahan itu sekali seumur hidup sayang, kamu harus membuat pernikahan itu menjadi meriah dan berkesan" Saran Puspa untuk calon pengantin itu.

"Aku setuju dengan Sisi bu. Untuk dekorasinya silahkan Ibu dan Tante Liliana saja yang siapkan. Kami akan mengurus yang lainnya." jawab Arda.

"setelah menikah, segeralah punya anak sayang. Tidak baik menunda"

"huukkk,,,,hukkk,,,hukk"

Sisi tersedak makanannya sendiri setelah mendengar permintaan Tante Puspa.

Arda yang di sebelahnya segera memberikan Sisi air.

"hati-hati sayang, kamu bisa mati tersedak kalau begitu." Liliana bicara dengan tenang sambil memperhatikan anak dan calon menantu nya yang salah tingkah setelah diminta cucu.

"untuk itu kami pikirkan dulu bu. Semuanya gak harus cepat. Kami harus mempersiapkan semuanya dulu" jawab Arda

"kamu mau ibu mati sebelum memiliki cucu Arda ?"

"bu..."

"sudahlah, ibu gak mau berdebat dengan mu."

Ibu puspa memalingkan wajah dan langsung mengobrol dengan Tante Liliana.

"sudah lebih baik ?"

"sudah" jawab sisi Singkat.

Mereka melanjutkan makan makanan mereka masing-masing, sedangkan dua ibu itu sibuk mengurusi persiapan untuk pernikahan anak mereka.

"Kemarin Ayah melihat ada hari baik untuk menikah bulan depan. Setelahnya hari baik untuk menikah ada di Pertengahan tahun depan. Tidak masalah kan kalau kalian menikah bulan depan ?" tanya Ibu Liliana pada calon pengantin itu.

"apa tidak begitu cepat bu ?" Tanya Sisi pada ibunya.

"Tidak nak, itu waktu yang pas. Lagipula hari baik yang dipilih Ayah itu bagus untuk waktu pernikahan."

"aku setuju saja bu, bulan depan atau nanti sama saja aku akan menikah" nada Sisi terdengar sedikit putus asa. Mereka semua terdiam.

"baiklah, aku juga setuju" jawab Arda memecah keheningan lalu kembali melanjutkan makan siangnya.

Setelah selesai, dia mengajak Sisi ikut dengan nya dan meninggalkan Ibu mereka setelah berpamitan.

"kita mau kemana ?" Sisi duduk di samping Arda di bangku penumpang dengan Arda.

"kita harus mempersiapkan beberapa hal juga bukan untuk pernikahan kita ? sebaiknya kita melakukannya dari sekarang" Arda lalu mengambil laptop nya dan kembali bekerja.

Dia terlihat tampan saat bekerja. Jari jemarinya menari indah di atas keyboard laptop itu.

Tanpa sadar, Sisi memandang wajah tampan itu sambil tersenyum. Arda tau dia di perhatikan oleh sepasang mata di samping nya, Arda memencet tombol otomatis pada sisi jendelanya untuk menaikan sekat antara kursi penumpang dengan pengemudi. Akhirnya hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Sisi menjadi sedikit gugup karena merasa ketahuan oleh pemilik wajah, dia memalingkan wajahnya ke arah jendela untuk menghindari tatapan Arda.

Arda menaruh kembali laptopnya dan memalingkan wajah menatap wanita di sampingnya itu.

"kenapa berpaling? kamu bisa menatap ku sekarang." Arda menarik Sisi agar mendekat kearahnya. Dia mendekatkan wajahnya sampai wajah mereka hanya berjarak satu cm.

"aku hanya memperhatikan mu, karena kau terlihat sangat serius" jawab Sisi mencari alasan.

"kau memperhatikan ku karena terliat serius? atau karena hal lain ?"

"memang kau terlihat serius" sisi mengelak dan menjauh dari Arda.

Bibir Arda tanpa sadar melengkung keatas melihat calon istrinya mengelak dengan alasan untuk bersembunyi.

"Ada sedikit kendala dibangian ekspor di kantor, tapi sudah selesai."

"ooohhh"

Mobil pun berhenti di depan salon khusus rias pengantin. Arda dan Sisi melihat lihat model pakaian untuk pengantin. Karena acara pernikahan di bali memerlukan waktu cukup banyak, mereka memasukan beberapa pilihan model pakaian untuk nanti dikenakan.

"menurut mu bagaimana kalau yang ini untuk resepsi ? aku gak sanggup kalau harus pakai yang itu kalau sampai acara selesai" Sisi menunjuk salah satu pakaian yang simple namun terlihat elegan.

"aku ikut yang kamu pilih, biar kamu nyaman makek nya." Arda memandang Sisi dengan lembut.

Setelah cukup lama memilih, mereka menentukan tiga set pakaian untuk foto prewedding dan tiga set pakaian untuk pernikahannya.