webnovel

Kencan

Sisi sudah ada di dalam mobil arda. Mobil melesat di jalan raya kota Denpasar. Suasana canggung dan hanya kesunyian yang ada di mobil itu.

"kita akan kemana ?" tanya arda memecah susasana canggung mereka.

"terserah mu saja" ucap sisi sekedarnya dan langung berpaling melihat pemandangan di luar jendela. Arda merasa frustasi ada di posisi ini, akhirnya dia memilih untuk pergi ke salah satu mall di pusat kota itu. Setelah sampai di besment, mereka keluar mobil lalu berjalan dengan Sisi berjalan didepan dan Arda di belakang. Banyak wanita yang melirik wajah tampan Arda. Sebenarnya arda tidak suka ditatap tatap begitu, tapi karena dia berfikir setiap wanita itu pasti akan datang ke mall untuk berbelanja setiap mendapat waktu luang dia mengajak Sisi kesana.

Sisi pergi mengarah ke toko buku, dia ingat ada novel romansa yang terbit minggu lalu dan dia belum sempat membelinya. Aris hanya mengikutinya saja dari blakang seperti ekor untuk Sisi. Wanita itu melangkah ke arah rak yang dipenuhi Novel.

"kau suka novel ?" tanya Arda sambil melihat lihat buku novel bersama Sisi.

"ya..." jawab Sisi sekedarnya sambil mengedarkan pandangan mencari novel yang dia incar. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, dia langsung pergi ke kasir tanpa peduli dengan arda.

"205 rb mbak" kata pramuniaga itu sambil menunjuk nominal yang tertera.

Sisi segera mengambil dompetnya, tapi...

"tolong selesaikan segera" jawab pria di blakang Sisi sambil memberikan Black Card nya. Pelayan yang melihat kartu itu segera dengan cepat memproses dan mengembalikan ke pemiliknya.

"trimakasih sudah berbelanja" tutup pramuniaga disana.

"setelah ini, jangan habiskan uang mu untuk ku. aku bisa membelinya sendiri." Sisi langsung memberikan uang cash nya kepada Arda.

"simpan saja, ini kencan pertama kita." jawab Arda, terlihat senyum tipis di wajah tampannya.

"ini mungkin akan menjadi kencan terakhir" jawab Sisi dengan sinis.

Sisi bukannya ingin bersikap buruk di depan Arda, tapi dia sudah muak dengan laki-laki. Mereka selalu menyakitinya, berselingkuh atau memanfaatkannya. Karena pengalaman berpacarannya yang begitu buruk, membuat dia selalu berpikir jika semua laki-laki itu sama saja. tidak peduli mereka kaya, tampan, dan sebagainya. mereka tetap saja sama !

Arda yang melihat Sisi sangat cuek padanya membuat dia mengangkat sebelah alisnya. 'kenapa dia begitu ? memang apa salah ku ?' Arda lalu menghembuskan nafasnya, berusaha menenangkan diri dan bersikap sabar. Arda memiliki sifat pengendalian diri yang cukup bagus, emosinya sangat stabil.

Mereka berjalan melewati beberap cafe dan toko-toko, Arda masih berjalan di blakang Sisi seperti bodyguard gadis cantik itu. Sisi tiba-tiba berhenti, dia melihat Nara bersama wanita lain masuk ke salah satu toko baju.

'dasar playboy' umpat Sisi didalam hatinya.

Arda yang melihat Sisi berhenti ikut berhenti dan mengarahkan pandangan matanya yang sama dengan pandangan Sisi. Arda bisa melihat tatapan kebencian di dalam mata Sisi.

"ayo ikut aku" genggam tangan hangat dari Arda langsung menggandeng Sisi masuk ke toko itu.

"lepaskan aku, aku tidak mau kesana. apa kau pikir aku memiliki selera serendah itu ?"

"kau terlihat membencinya, jika kau mau membuat dia menyesal. maka kau harus memperlihatkan kau bisa bahagia tanpa dia." balas Arda. Lalu dia menarik tangan Sisi untuk pergi dari sana. Sisi mengikuti langkah Arda, tangan mereka masih bergandengan. Sisi sebenarnya ingin sekali menangis, tapi dia sudah sering melakukannya untuk laki-laki brengsek itu!

"duduk disini dulu, dan tinggu aku"

"kau kemana ???"

"aku pergi sebentar dan akan kembali dengan cepat"Arda tersenyum lalu berlalu pergi.

Sisi hanya diam, dia tidak mengerti kenapa dia bisa mencintai Nara ? sudah jelas dia berulang kali menyakitinya. Tapi Sisi memilih menutup mata pada semua yang telah terjadi, dan merapikan perasaannya sendiri. Luka hati Sisi tak pernah sembuh, terus terluka lagi dan lagi. Pada akhirnya kemarin Sisi sudah tidak bisa menahan semuanya. Melihat sang pujaan hati masuk ke kamar hotel yang sama dengam temannya, Sisi langsung datang dan mendapati mereka berselingkuh di depan matanya. Awalnya dia berpikiran positif hanya salah paham, tapi mendengar desahan mereka. Sudah bisa dipastikan apa yang terjadi di dalam, tapi Sisi masih memaksa otaknya untuk berpikir jernih, sampai dia memilih mengetuk pintu dengan kasar. Dan setelah pintu dibuka, sisi melihat jelas pacarnya sudah tak menggunakan pakaiannya dengan benar ! Hati Sisi hancur saat itu juga.

"berhentilah melamun, kau akan kemasukan setan kalau begini" canda Arda sembari menyodorkan es krim yang tadi dia beli.

"biarkan saja, biar aku bisa melupakan semuanya" Sisi mengambil es krim dari tangan Arda.

"yang tadi itu pacar mu ya ?" selidik Arda ingin tahu.

"aku rasa mantan pacar lebih tepat" jawab Sisi ketus.

"kau cantik kalau lagi marah" canda Arda. dia ingin gadis disampingnya tersenyum.

"kenapa semua laki-laki sama ? kau kira aku akan terjebak lagi dengan rasa seperti ini ? sialan ! aku benci mencintai mulai detik ini!" sumpah Sisi sambil berekspresi masam.

"aku akan membuat kamu menikmati cinta terbaik mulai detik ini" jawab Arda dengan percaya diri.

"PERSETAN dengan yang namanya CINTA !!!" jawab Sisi frustasi.

Setelah mereka menghabiskan es krim, Arda dan Sisi berkeliling sebentar lalu kembali pulang.

***

Mobil Arda berhenti di depan rumah Sisi.

"aku akan melamar mu besok, jadi bersiap siaplah"

"aku belum setuju dengan perjodohan ini, lagi pula kita baru berkencan satu kali" jawab Sisi dengan nada protes.

"kau bilang tadi adalah kencan terakhir, lagipula aku memiliki sedikit rasa terhadap mu. jadi aku rasa tidak masalah kita bersama secepatnya" Arda mengeluarkan isi pikirannya.

"kau kira menikah itu mudah ? huhhh aku akan menolak mu !!!" jawab Sisi dengan nada suara sedikit meninggi. Bagaimana dia tidak kesal ? mereka baru berkencan sekali, dia tidak memiliki rasa apapun terbadap laki-laki ini. Kenapa pria itu malah ingin menikahinya. Dunia ini benar-benar sudah gila.

Sisi langsung kembali ke kamarnya setelah masuk ke dalam rumah. Dia tidak mengindahkan panggilan dari ayahnya yang duduk menunggu di rung tamu. Arda masuk lalu bersalaman dengan ayah dan ibu Sisi.

"om dan tante, saya berniat ingin melamar sisi besok sore. bagaimana menurut om ?" Arda langsung pada point pembicaraan kepada orang tua Sisi.

"waahhh cepat sekali, apakah nak arda tertarik pada putri kami ?"

arda hanya tersenyum menjawab pertanyaan itu.

"ayah sebenarnya tidak ingin Sisi terlibat dalam hal ini, tapi ayah tak bisa berbuat banyak." jawab ayah Sisi sambil tertunduk.

"om, saya akan menjaga anak om seperti om menjaga dia. saya tidak akan menyakitinya, ini sudah diluar dari bisnis" jawab Arda.

mereka pun melanjutkan bercengkrama ringan, sebelum Arda meninggalkan rumah Sisi.

***

Di dalam kamar Sisi, dia langsung membersihkan make up nya dan berbaring di ranjang empuknya. "mau menikah katanya ? huhhh, adakah hal yang lebih gila dari pernyataan ini ?" Sisi merasa ini sangat tidak masuk akal. "apa dia menyukai ku ? sepertinya tidak mungkin. aku sudah begitu tak peduli dengannya. kenapa dia tidak memilih mundur dan jengkel?" banyak pertanyaan di pikiran Sisi.

riinggg ringgg ringggg

ponsel Sisi berdering kencang. Dia dengan malas mengankat telfonnya.

"Sisi !!! kau dimana ? kau sudah siap-sia belum untuk datang ke acara reuni kelas kita ?" suara nyaring adel sahabatnya membuat Sisi harus sedikit menjauhkan ponselnya.

"aku lupa tentang hal itu, aku akan siap-siap sekarang" balas Sisi ke sahabatnya. Dia menutup telponnya, lalu besiap-siap untuk pergi ke acara itu.