"KENAPA KALIAN HANYA DIAM SAJA?!"
Emily terus berteriak, dengan sorot mata yang keji dia mulai memperhatikan satu persatu teman kelasnya. Tapi tidak ada satupun yang menjawab perkataan Emily.
Kedua tangan Emily yang berada pada sisi tubuhnya sudah mengepal erat, semua kemarahannya sudah tertumpuk pada hari itu.
"PENGECUT! KALIAN SEMUA PENGECUT!!"
Kedua mata Emily sudah berkaca-kaca, tapi dia sekuat mungkin agar tidak menangis.
"Tidak! Aku tidak boleh menangis!" pikirnya.
"Hey! Kenapa kau berisik sekali!" Anya bangkit dari duduknya dan menghampiri Emily.
"Kenapa kau marah saat orang lain mencoret mejamu. Huh.., lucu sekali!" cibir Anya, memandangi Emily dengan jarak yang amat dekat.
Tatapan keduanya bertemu, tatapan kebencian seakan-akan ingin membunuh satu sama lain.
"Apa maksud perkataanmu?" tanya Anya ketus.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com