Derak kaki yang beriringan mulai memasuki sebuah ruangan luas di mana mantan suami Riri bekerja. Riri yang di temani para pengawal dan Uncle Lee memasuki ruangan dan mempersilahkan para dewan direksi memulai voting pemilihan wakil direktur perusahaan yang baru. Mata rifah berbinar binar sekali memandangi mantan istrinya, ia tak menyangka dengan hanya memoles sedikit riasan di wajah mantan istrinya sangat begitu manis terlihat. Sedang Dina yang berada di seberangnya hanya menyunggingkan senyum setengah meledek " kita akan lihat siapa yang akan terpilih, begitu para dewan direksi dan relasi perusahaan selesai mengadakan voting pemilihan" ucapnya dalam hati penuh keyakinan seperti ada makna yang terselubung.
Begitupun Rifah yang sangat yakin akan dirinya terpilih menempati wakil direktur perusahaan yang baru, karena ia tau riri pun pasti akan setuju mengingat ia adalah lelaki pekerja keras.
malam sebelum pemilihan wakil direktur yang baru, seorang wanita yang bersembunyi di balik selimut lelaki asing berusaha merayu sekuat mungkin dengan lekukan tubuh dan ciuman mesra kepada salah satu dewan direksi yang sekarang berhadir. lelaki itu berjanji menempatkan ia di posisi yang pantas dalam perusahaan. Dia lah Dina...ya..ia mengkhianati Rifah, suami yang baru ia nikahi. demi mewujudkan keinginannya. ia tak mau kalah pamor dari CEO yang baru, bahkan apapun akan ia lakukan demi menggeser CEO baru ini.
lelaki asing itu kini berada tepat di samping Dina. mereka bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa apa semalam.
Riri pun mengumumkan kandidat yang sudah di nilai dan dipilihnya, dan yang lebih membuat mereka semua sangat terkejut, ada nama Dina terpampang di sana. Rifah memicingkan matanya menatap tajam ke arah dina yang tak menyangka semua di luar dugaannya. dina bukan ingin menjadi sekretaris wakil direktur, tapi.. wakil direktur perusahaan. Riri yang melirik pandangan di antara keduanya tersenyum penuh makna.
Voting selesai mereka lakukan. Uncle lee yang menghitung jumlahnya secara Riil di hadapan yang hadir pada rapat itu.
dan... seorang wanita yang terpilih membuat semuanya yang berhadir di rapat tersebut berdiri memberi tepuk tangan.
" silahkan masuk Wakil Direktur baru Perusahaan kita!!..." ucap uncle lee sambil bertepuk tangan.
" Nona Xiou....!??..".. sekali lagi terdengar tepuk tangan yang meriah.
Nona Xiou yang memasuki ruangan berjalan dengan anggunnya, dengan fashion gaya 'Edgy Style' ia melangkahkan kakinya dengan gaya tajam penuh pesona, membuat siapa saja tak menyangka itu adalah Nona Xiou. lipstiknya tak lagi bergaya bold dan agak nyeleneh dikit, namun lebih dengan gaya yang memikat. semua fashion yang dipakainya dalah barang Branded kwalitas Ory.
Dina yang kalah telak menginjakkan kakinya secara diam - diam ke lelaki asing yang menjanjikannya posisi yang sekarang di sandang nona Xiou.
" aku akan menyerahkan sepenuhnya kepada mantan sekretaris kantorku perusahaan baru ini, walau aq jarang berada di sini tapi aku akan memantau dari jauh semua pekerjaan para karyawan ku "..ucap Riri menatap tajam ke arah Dina dan meulaskan senyum kemenangan.
Dina yang dipandang sedemikian rupa oleh riri mencoba mengalihkan pandangannya ke lain, takut kecurangan akan terbaca, terlebih lagi ia tau suaminya akan memarahinya.
" Rii... Bisakah kita bicara sebentar "... Ucap Rifah mencegat jalannya riri yang hendak meninggalkan ruangan.
Riri yang mendengar ucapan barusan, menghentikan langkahnya. dan berbalik
" Riii....,,apa aku tak salah dengar ya..." sambil mendekatkan dirinya ke arah mantan suaminya. " Panggil saya..NOna Bosss !!... camkan itu!". sambung riri dengan kata kata tajam membuat seisi ruangan memandang ke arah mereka.
"Kau ingin bicara... boleehh, ikuti saya !" ucap riri lagi.
sambil tersenyum memandangi semua yang ada di ruangan rapat riri pamit meninggalkan mereka.
Rifah yang di ikuti Dina di belakang memasuki ruangan Kantor CEO. Dina dan Rifah tak menyangka ruangan baru CEO di sulap dengan sangat megah. bahkan ada lift khusus, dapur pantry dan kamar mandi. belum lagi ada ruang perpustakaan mininya. membuat rasa iri menghinggapi hati Dina.
riri yang sudah duduk manis di sofa yang di iringi para pengawal, Uncle lee, dan Nona xiou menunggu apa yang ingin di bicarakan mereka berdua.
" Rii...mmm Nona boss... kenapa anda tak memilih saya yang tau persis dengan isi perusahaan, kau tau aq sangat berpotensial dengan jabatan wakil direktur, lagipula aq turut andil dalam membangun perusahaan hingga ke tahap ini" ucap rifah setengah memohon.
walau riri tau ada maksud terselubung di balik permohonannya.
" Rifah benar ... kenapa kau tak berpihak pada kami, kami sudah memberikan banyak hal ke perusahaan ini" bela dina.
riri hanya tersenyum... " dina.... minta maaflah..." ucap riri sambil memandang tajam ke arah dina dan menoleh ke arah nona xiou.
dina yang mendengarnya, seakan dipermalukan dengan kata kata barusan, namun mau tak mau ia harus merendahkan dirinya sedikit agar riri tak mencurigainya.
" maafkan saya..." ucap dina sambil mendekati nona Xiou.
riri yang melihat wajah dina sangat tau itu bukan permintaan maaf yang ikhlas.
" berlututlah.. itu adalah cara karyawan kami meminta maaf bila melakukan kesalahan ". ucap riri lagi
nona xiou dan uncle lee yang mendengarnya sangat terkejut tak menyangka nona majikannya bisa bertindak sedikit kejam. dan uncle lee pun yang melihatnya tersenyum senang, karena itu memang sepantasnya dina dapatkan mengingat dina adalah seorang wanita yang menyakiti nona majikannya bahkan beberapa kali merancang rencana untuk mencelakainya dulu. Uncle lee sangat menyesali keterlambatannya. kenapa ia pergi meninggalkan nona majikannya walau sebentar mengurus kematian orang tuanya. namun ternyata kata sebentar memberikan peluang kepada oranglain untuk berbuat jahat. Nona majikannya pernah keguguran anak pertamanya, di minuman yang riri minum sudah di campur obat perangsang aborsi. benar benar sangat membuat Uncle lee geram. kini ia dapat melihat nona majikannya bangkit walau menahan rasa luka yang masih ada.
dina dan rifah tak menyangka Riri bisa berkata seperti itu dihadapan mereka sekarang. mau tidak mau dina setengah berlutut meminta maaf pada nona xiou atas kejadian beberapa waktu yang lewat. Riri sangat puas sekali, " begitu seharusnya yang kau lakukan padaku lebih dari 4 tahun yang lewat, sayang waktu tak bisa diputar." ucapnya bergumam dalam hati. rifah yang melihat istrinya sudah di maafkan mencoba membantu berdiri. namun...
" kamu ingin aku memihak pada kalian kan." ucap riri pada mereka berdua sambil tersenyum dan berdiri yang di ikuti nona Xiou.
rifah dan dina yang mendengarnya, menyunggingkan senyum bersamaan, mereka berfikir dengan perbuatan permintaan maaf tadi akan meluluhkan hati riri seketika karena mereka kenal seperti apa wanita yang ada di hadapannya saat ini.
" Berpalinglah..." ucap riri membuat semuanya tak mengerti.
" maksudnya...??". Ucap dina sambil menoleh ke belakang, di ikuti suaminya dan ia hanya memandangi sebuah cermin besar.
" Bercermin lah... di mana posisi kalian seharusnya berada.." . ucap riri mantap sambil meninggalkan ruangannya karena ia tak tahan melihat manusia menjijikan di hadapan mereka.
Uncle lee yang melirik rifah dan dina sekali lagi tersenyum sambil meninggalkan ruangan kantor CEO utama.