Amira segera meninggalkan rumah menuju markas. Tempat biasa ia menghabiskan waktu bersama Rashid untuk berkoordinasi mengenai beberapa hal yang menyangkut keamanan negara. Seperti hari ini, setelah menempuh perjalanan selama setengah jam, ia sampai di bangunan besar bercat krem. Nampak pintu sudah terbuka menandakan bahwa Rashid sudah menunggu di dalam. Amira melangkah menuju pintu setelah ia memarkirkan motornya di tempat khusus untuknya.
"Assalamualaikum"
Rashid dan Andika yang sedang duduk santai mengobrol tersenyum memandang kedatangan Amira.
"Waalaikum salam warahmatullah"
Dua laki-laki tampan yang sedang duduk melambaikan tangannya meminta Amira meneliti rencana yang mereka tuangkan di dalam kertas putih yang digelar di atas meja.
"Kita baru membahas jalur keluar masuk peserta sayembara, Dinda. Kau boleh melihat dulu, kalau ada yang kurang kau boleh menambahkan."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com