"Kamu pikirkan saja dulu. Sapa nama Ayyubi dan Alfatih." Ucap Yudha sambil melangkah meninggalkan Wildan yang masih diam di tempatnya.
Wildan mengangguk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dalam hati Wildan menyesalkan kebodohannya yang membuat sahabatnya kesal dan meninggalkannya. Wildan akhirnya berdiri dan menyusul Yudha yang melangkah meninggalkan teman-temannya yang masih sibuk bercengkrama dengan warga desa.
Mereka kemudian menuruni tangga untuk menuju ke lantai satu di mana di sana ada sebuah sofa panjang di ruang tengah yang masih kosong dan tidak digunakan oleh mahasiswa Putri. Wildan dan Yudha kemudian duduk di sofa tersebut lalu mereka saling pandang dan menggelengkan kepala masing-masing.
"Apakah selama ini engkau tidak pernah menaruh curiga sama sekali terhadap mereka berdua? Mereka bertindak seolah mereka orang miskin, namun apakah kita tahu dibalik kehidupan mereka? Kita bahkan percaya begitu saja tanpa menyelidikinya."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com