Amira sampai di rumahnya setelah diantar oleh Rashid dengan kereta bawah tanahnya. Amira merebahkan badannya dan mencoba memejamkan matanya namun ia gagal. bayangan foto-foto Anjani hadir di pelupuk matanya. Ia mendesah, merasa prihatin dengan apa yang sedang dialami ayahnya.
Amira segera bangun dan mengambil kerudungnya dan melangkah keluar kamar. ia ingin melakukan investigasi pada Anjani yang mungkin kini sedang berada di luar istana. Ia ambil kunci motor yang menggantung di kastok di sebelah meja makan.
"Tuan Putri mau kemana?"
Amira memandang Kasan yang berdiri di belakangnya sambil menatapnya dengan penuh tanda tanya. Ia tersenyum.
"Aku lapar dan ingin makan di warung lesehan di alun-alun, Paman."
"Ta-tapi Kanjeng Sultan melarang Tuan Putri pergi kalau malam, Tuan Putri. Paman takut kalau terjadi apa-apa ketika Putri di luar rumah."
"Insya Allah tidak akan terjadi apapun, Paman. Saya akan baik-baik saja."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com