"Ayolah Dimas. Kau ajak aku ke bukit Mentawa menyusul Kangmas Rasyid. Kita akan berkemah di sana dan mendirikan tenda. Selama ini teman-temanku sering mengatakan bahwa berkemah itu menyenangkan, namun aku sama sekali tidak tertarik. Tapi setelah mendengar engkau mengatakan bahwa menikmati indahnya alam semesta itu sangat menyenangkan, aku menjadi ingin melakukannya saat ini. Aku bosan berada di ruangan terus dan aku ingin menghilangkan rasa gelisahku karena aku ditinggal oleh suamiku entah kemana."
"Memangnya Kangmas Arsan pergi ke mana Kak? Kenapa dia sama sekali tidak menengokmu sampai saat ini?" Pancing Andika. Mendengar pertanyaan dari Andika, Anjani bukan menjawab tapi dia justru menangis. Ia merasakan dadanya sesak dan tenggorokannya tercekat. Air matanya sudah mulai menggenang di sudut mata dan siap untuk meloloskan diri satu persatu dari tempatnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com