Azan magrib berkumandang dan kini tiba saatnya Amira meninggalkan aula balai desa. Setelah pamit pada Anton, ia menyelinap ke sebuah ruang kosong dan mengambil ancang-ancang untuk bersalto ke gedung lantai dua dan kembali ke istana. Anton yang awalnya hendak mengambil motor yang ia pinjam dari anak buahnya, terpana menyaksikan Amira sudah tidak ada di tempatnya. Beberapa kali ia bertanya kepada anak buahnya, namun tak satu pun dari mereka mengetahui keberadaan Amira.
Amira yang sudah sampai di atap keraton segera melompat ke bawah dan melangkah dengan tenang menuju ruang pribadi sultan Adyaksa Muda yang kini sedang dipenuhi banyak prajurit khusu yang berjaga di dalam istana.
"assalamualaikum"
Khalid, Andika dan Sultan Adyaksa terpana menyaksikan kedatangan Amira yang dalam kondisi kusut. Khalid ingin berdiri menyambut istrinya, namun ia urungkan niatnya. Ia sama sekali tidak mau ada orang yang mengetahui hubungan mereka berdua.
"Waalaikum salam. Amira, anakku."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com