***
"... apa semua perempuan selalu berpikiran untuk menanggung rasa sakitnya sendiri?" tanya Arkhano dengan nada tak bersahabat.
"Huh?"
"Uh... apa yang sedang kalian bicarakan?"
Arkhano dan Gea sontak menoleh, memandang Aletta yang berjalan dari kamar Arkhano ke dapur sembari memegangi kening. Rambutnya terlihat agak semrawut dan wajahnya terlihat agak bengkak.
"Ale... kamu sudah bangun ternyata," ujar Gea memperhatikan sahabatnya.
"Aku terbangun," jawab Aletta yang berusaha untuk menuju meja makan. "Kepalaku sangat pusing. Dan bagaimana kita bisa di rumahmu, Arkhano?" tanyanya untuk memastikan karena ingatannya terasa samar-samar.
"Tidak ingat juga?" tanya Arkhano selepas menghela napas panjang.
Aletta menatap Gea bertanya-tanya. "Memangnya kamu juga tidak ingat?"
"Ingatanku hanya sampai Woody yang membukakan botol bir. Selebihnya, aku lupa apa yang telah terjadi."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com